Senin 21 Nov 2022 21:15 WIB

AS Siap Bela Filipina Jika Terlibat Perang di Laut China Selatan

Amerika Serikat berupaya menghidupkan kembali hubungannya dengan Filipina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Kamala Harris dan suaminya Doug Emhoff tiba di Bandara Internasional Ninoy Aquino di Manila, Filipina, Minggu, 20 November 2022.
Foto: Haiyun Jiang/The New York Times
Wakil Presiden Kamala Harris dan suaminya Doug Emhoff tiba di Bandara Internasional Ninoy Aquino di Manila, Filipina, Minggu, 20 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Amerika Serikat (AS) berjanji akan membela Filipina jika negara tersebut diserang di Laut China Selatan. Filipina diketahui merupakan salah satu negara Asia Tenggara yang terlibat persengketaan dengan China di wilayah perairan strategis tersebut.

“Kami mendukung Anda untuk membela aturan dan norma internasional yang berkaitan dengan Laut China Selatan. Serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata, kapal, atau pesawat Filipina akan memicu komitmen pertahanan bersama AS,” kata Wakil Presiden AS Kamala Harris saat bertemu Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. di istana kepresidenan Filipina, Senin (21/11/2022).

Sementara itu Ferdinand Marcos Jr. mengungkapkan, ikatan kuat Filipina-AS menjadi hal yang kian penting. Hal itu mengingat apa yang disebut Marcos sebagai “pergolakan” di kawasan. “Saya tidak melihat masa depan Filipina yang tidak termasuk AS,” ujarnya.

Kamala Harris tengah melakukan kunjungan selama tiga hari ke Filipina. Lawatannya dipandang sebagai upaya Washington untuk menghidupkan kembali hubungannya dengan Manila.

Pada Senin, Angkatan Laut Filipina memprotes tindakan kapal penjaga pantai China di wilayah Laut China Selatan. Hal itu menyusul aksi pemblokiran terhadap perahu karet Filipina dan perebutan “objek” secara paksa oleh kapal penjaga pantai China.

Komandan Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina di Palawan Wakil Laksamana Alberto Carlos mengungkapkan, pada Ahad (20/11/2022) lalu, kapal penjaga pantai China mencegat dan memblokir sebuah perahu karet Filipina yang menarik “objek tak dikenal” menuju Pulau Thitu. Pulau yang berada di gugus Spartly itu dijaga pasukan Filipina.

Carlos mengungkapkan, setelah pencegatan, kapal penjaga pantai China mengerahkan tim perahu karet. “Mereka secara paksa mengambil objek terapung (itu) dengan memotong tali penarik yang melekat pada perahu karet (Filipina),” ujar Carlos.

Objek tak dikenal itu kemudian dibawa kapal penjaga pantai China. Sementara perahu karet yang ditumpangi beberapa tentara Filipina itu kembali ke pos mereka. Tak ada tentara Filipina yang terluka dalam aksi pencegatan tersebut.

Menurut juru bicara militer Filipina Mayor Cherryl Tindog, objek tak dikenal yang direbut kapal penjaga pantai China terlihat mirip dengan puing-puing mengambang yang menyerupai fairing roket Cina yang ditemukan bulan ini dari pulau Busuanga, utara Palawan. Departemen Luar Negeri (Deplu) Filipina telah mengetahui tentang aksi pencegatan yang dilakukan kapal penjaga pantai China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement