Selasa 22 Nov 2022 06:45 WIB

PBB Tingkatkan Bantuan Pangan untuk Warga Lebanon

Program pangan dunia alokasikan dana untuk membantu krisis Lebanon.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Pemandangan luar gedung Parlemen Lebanon di Beirut, Lebanon, 10 November 2022. Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati dan Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pada Selasa (22/11/2022), telah meningkatkan bantuan pangannya kepada negara yang sedang berjuang itu.
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Pemandangan luar gedung Parlemen Lebanon di Beirut, Lebanon, 10 November 2022. Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati dan Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pada Selasa (22/11/2022), telah meningkatkan bantuan pangannya kepada negara yang sedang berjuang itu.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati dan Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pada Selasa (22/11/2022), telah meningkatkan bantuan pangannya kepada negara yang sedang berjuang itu. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu secara efektif memberi makan sepertiga dari populasi yang dilanda krisis.

WFP pernah mengalokasikan 700 juta dolar AS bantuan pangan ke Lebanon setiap tahun dan meningkatkannya menjadi 1,3 miliar dolar AS pada 2022. Sekarang, WFP telah mengalokasikan 5,4 miliar dolar AS untuk tiga tahun ke depan, meningkatkan anggaran bantuan pangan tahunannya sebesar 500 juta dolar AS.

Baca Juga

Anggaran baru akan memungkinkan WFP memberi makan sekitar dua juta orang, dibagi rata antara pengungsi Suriah dan warga Lebanon yang rentan. Negara kecil Mediterania itu berada dalam cengkeraman krisis ekonomi dan keuangan terburuk dalam sejarah modernnya. Sebanyak tiga perempat populasinya telah jatuh ke dalam kemiskinan sejak akhir 2019.

Pound Lebanon telah kehilangan lebih dari 90 persen nilainya terhadap dolar AS dan negara itu berjuang dengan beberapa inflasi harga pangan terburuk di dunia. Lebanon memiliki populasi sekitar enam juta orang, di antaranya lebih dari sejuta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari negara yang dilanda perang selama dekade terakhir.

"Harga makanan di Lebanon 16 kali lebih tinggi daripada pada Oktober 2019 sebelum dimulainya krisis keuangan yang dalam saat ini. Pendapatan keluarga tidak cukup untuk mengimbangi meroketnya harga makanan dan kebutuhan pokok lainnya," kata juru bicara WFP Rasha Abou Dargham.

Mikati menyatakan, bersikeras untuk meningkatkan jumlah warga Lebanon yang mendapat manfaat dari bantuan pangan WFP saat bertemu dengan Direktur WFP Lebanon Abdallah Alwardat. WFP mengirimkan paket makanan kepada keluarga dan bekerja dengan petani dan usaha kecil, tetapi juga bekerja dengan pemerintah Lebanon untuk melaksanakan program bantuan tunai darurat untuk keluarga Lebanon yang rentan yang saat ini didanai oleh pinjaman Bank Dunia.

Awal bulan ini, Amerika Serikat mengumumkan akan memberikan bantuan sebesar 80,5 juta dolar AS kepada negara yang dilanda krisis untuk bantuan makanan dan stasiun pompa bertenaga surya. Bank Dunia pada Mei menyetujui pinjaman 150 juta dolar AS untuk menstabilkan harga roti di Lebanon. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement