Selasa 22 Nov 2022 13:36 WIB

Beijing Hadapi Situasi Sulit Pandemi

Beijing mencatat tiga kematian dari satu RS.

Seorang pria melakukan swab tenggorokan COVID-19 secara rutin di tempat pengujian virus corona di Beijing, Rabu, 2 November 2022. Pemerintah Kota Beijing menghadapi situasi yang menyulitkan dalam menangani pandemi COVID-19.
Foto: AP/Andy Wong
Seorang pria melakukan swab tenggorokan COVID-19 secara rutin di tempat pengujian virus corona di Beijing, Rabu, 2 November 2022. Pemerintah Kota Beijing menghadapi situasi yang menyulitkan dalam menangani pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Kota Beijing menghadapi situasi yang menyulitkan dalam menangani pandemi COVID-19. Beijing mencatat tiga kasus kematian dalam dua hari berturut-turut berasal dari satu rumah sakit di ibu kota China itu.

"Saat ini Beijing berada pada situasi paling kritis dan paling berat dalam memerangi COVID-19," demikian Deputi Direktur Pusat Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing, Liu Xiaofeng, kepada pers, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga

Menurut data Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), di Beijing terdapat lebih dari 2.400 kasus positif COVID-19 pada Jumat (18/11/2022) hingga Senin (21/11/2022).

Lebih dari 500 kasus positif di antaranya ditemukan dari pemeriksaan di kawasan permukiman. NHC juga mencatat tiga kasus kematian semuanya berasal dari Rumah Sakit Ditan, Beijing, pada Sabtu (19/11/2022) hingga Ahad (20/11/2022).

Kasus kematian menimpa pada perempuan berusia 91 tahun dan pria berusia 88 tahun pada Ahad didiagnosis gejala ringan COVID-19 namun dengan penyakit bawaan. Satu kasus kematian lainnya yang menimpa pria berusia 87 tahun pada Sabtu juga mengalami sepsis yang menyertai COVID-19.

Menurut Liu, varian Omicron BF.7 yang sedang mewabah di Beijing berasal dari luar kota itu telah memicu terjadinya klaster baru di panti jompo, lokasi proyek, dan sekolahan di beberapa distrik selain Chaoyang, yakni Changping, Haidian, Fengtai, dan Tongzhou.

Oleh sebab itu, warga Kota Beijing dan siapa pun yang hendak memasuki Ibu Kota diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif dalam 24 jam terakhir. "Hallo, silakan membawa hasil tes negatif COVID-19 dalam 24 jam terakhir bagi yang hendak menghadiri konferensi pers hari ini," demikian pengumuman Kementerian Luar Negeri China yang diterima ANTARA Beijing, Selasa siang.

Sebanyak 146 dari 316 kasus positif COVID di Beijing pada Senin ditemukan di Distrik Chaoyang.

Liu mengingatkan warga yang tinggal, sekolah, dan bekerja di pusat bisnis, kompleks diplomatik, dan permukiman warga asing terbesar di Beijing itu untuk bekerja atau sekolah secara daring dari rumah.

Ia juga mengingatkan warga Ibu Kota memberikan perlindungan yang memadai kepada para orang tua lanjut usia dan keluarga dari paparan virus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement