Kamis 24 Nov 2022 10:55 WIB

Menkes: 84 Persen Kasus Meninggal Belum Vaksinasi Booster Covid-19

Menkes mengajak masyarakat booster dengan vaksin buatan dalam negeri.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, sebanyak 84 persen pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam gelombang terakhir ini belum mendapatkan vaksin booster. Sedangkan sebanyak 74 persen pasien Covid-19 yang mengalami gejala sedang dan berat dan dirawat di rumah sakit juga diketahui belum mendapatkan vaksin booster.

“Kasus di rumah sakit itu yang masuk, kasus yang masuk rumah sakit dan kasusnya sedang berat itu 74 persen belum di-booster. Jadi yang masuk rumah sakit dan kondisinya itu sedang atau berat 74 persen belum dibooster. Untuk kasus yang meninggal, dalam gelombang terakhir ini 84 persen belum di-booster,” ujar Menkes dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022).

Baca Juga

Karena itu, Menkes Budi menekankan masyarakat agar segera mendapatkan vaksinasi booster, khususnya untuk tenaga kesehatan dan juga masyarakat lanjut usia di atas 60 tahun.

“Jadi buat teman-teman, masyarakat tolong diingatkan agar cepat-cepat d-ibooster, baru 66 juta dari 234 juta target sasaran kita yang di-booster, cepat di-booster, khususnya untuk nakes dan lansia di atas 60 tahun juga segera lakukan booster kedua,” kata Menkes Budi.

Ia juga mengajak agar masyarakat mau menggunakan vaksin buatan dalam negeri, Indovac, karena terbukti ampuh memberikan perlindungan.“ Tidak kalah dari produksi luar negeri,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, BUMN terus mengupayakan kemandirian pangan, energi, dan juga kesehatan. Salah satu yang diupayakan BUMN yakni produksi vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, Indovac, yang disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pagi hari ini.

“Ini adalah salah satu contoh bagaimana kami Kementerian BUMN terus menjaga yang namanya kemandirian kesehatan, salah satunya yang hari ini kita saksikan, kita sudah bisa memproduksi vaksin Covid-19 buatan Indonesia,” ujar Erick.

Ia menyampaikan, BUMN akan terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan berupaya melakukan penanggulangan berbagai jenis penyakit lainnya yang juga membutuhkan vaksin.

“Karena itu, kita terus akan mengembangkan teknologi vaksin yang ada di Kementerian BUMN, khususnya yang hari ini dipimpin oleh perusahaan Biofarma kami,” kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement