KURUSETRA -- Salam Sedulur... Jepang baru saja membuat kejutan di babak kualifikasi Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar, usai membungkam tim kuat Jerman. Jepang yang bermain efektif menang 2-1 dari Jerman yang menjadi salah satu tim unggulan di turnamen paling akbar sejagat raya tersebut. Bicara Jepang dan Jerman, di luar rivalitas 2x45 menit di dalam sepak bola, dua negara ini sebenarnya punya persahabatan sejak Perang Dunia II, di mana keduanya adalah sekutu alias berada di kubu yang sama bersama Italia.
Pada 1940 menjelang Perang Dunia II jumlah orang Jepang di Hindia Belanda meningkat pesat menjadi 8.000 orang. Mereka umumnya hidup secara tertutup. Konon banyak yang jadi mata-mata untuk negaranya yang memudahkan penguasa Jepang memperoleh kemenangan pesat ketika menyerbu Hindia Belanda.
BACA JUGA: Viral di TikTok, Muncul Negara Baru Bernama Otherslandia, Bahasa Nasionalnya Pakai Bahasa Indonesia
Pada awal Perang Dunia II Belanda masih bersikap netral terhadap Jepang. Baru Juli 1941 pemerintah Hindia Belanda menanggalkan sikap netralnya dengan berpihak pada AS (Sekutu) seiring pelaksanaan embargo atas ekspor ke Jepang setelah invasi Jepang ke Indochina Selatan.
Pada Januari 1942 balatengara Dai Nippon dengan semangat bushido-nya mulai menyerang Hindia Belanda. Hanya dalam tempo dua bulan (8 Maret 1942) Angkatan Perang Belanda (KNIL) bertekuk lutut.
BACA JUGA: Kisah Pergundikan Pria Belanda dengan Nyai Pribumi, Lahirlah Anak Blasteran Indo-Eropa
Jepang berhasil membuat Belanda takluk dan menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 1942 setelah Dai Nippon berhasil merampas sejumlah wilayah di Hindia Belanda, termasuk Batavia. Karena terdesak, Belanda pun angkat kaki dari Hindia Belanda dan Jepang memulai penjajahannya di Indonesia.
Jepang tahan warga Belanda, bebaskan orang Jerman dan Italia karena... baca di halaman selanjutnya ya...
TENTARA JEPANG TAHAN ORANG BELANDA, BEBASKAN WARGA JERMAN
Kerajaan Belanda hingga kini tidak mengakui kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Belanda hanya mengakui kemerdekaan RI saat ditandatanganinya penyerahan kedaulatan sebagai hasil Konperensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag pada 27 Desember 1949.
Namun, sejak Jepang menjajah Indonesia dari Maret 1942 hingga Agustus 1945, dianggap sebagai berakhirnya penjajahan dari kolonial Belanda. Jepang bahkan berusaha menghapuskan segala hal yang berbau kolonial.
BACA JUGA: Nama Kota Tua Diganti Jadi Batavia: Ini Pintu Kecil Menuju Benteng Batavia Zaman Belanda
Di masa pendudukan Jepang, warga Belanda yang selama ratusan tahun mempunyai status sebagai warganegara kelas satu, benar-benar dalam keadaan menderita. Warga Belanda yang jumlahnya kala itu cukup besar ditawan balatentara Dai Nippon. Pria, wanita, anak-anak, orang tua, menjadi tawanan. Bahkan tak sedikit perempuan Belanda yang dijadikan pelampiasan seks tentara Belanda.
R P Suyono dalam bukunya 'Seks dan Kekerasan pada Zaman Kolonial, menjelaskan selain menyasar wanita China, Korea, dan Indonesia, perempuan-perempuan Belanda menjadi sasaran nafsu tentara Jepang. Bahkan ada 20 kamp tawanan di Jawa Tengah untuk mengumpulkan perempuan dan anak-anak Belanda.
Mereka datang bertahap, 100 orang pertama datang dengan bus dari berbagai daerah di Jawa. Setelah itu datang lagi 600 orang lagi dari Surabaya yang datang pada 23 Oktober 1943.
BACA JUGA: Mengapa di Belanda Larang Orang Indonesia Belajar Pencak Silat?
Para perempuan Belanda itu yang selama ratusan tahun hidup terhormat dipaksa tidur di atas ranjang kayu dan harus siap melayani tentara Jepang secara bergantian kapan pun tanpa bisa melawan. Situasi itu pula yang menyebabkan tingginya penyakit raja singa.
Warga Eropa lainnya mulai dari sipil hingga tentara Inggris dan Australia, juga ikut disekap di kamp-kamp tahan militer dan sipil Jepang. Namun, saat itu Jepang tidak menahan warga Jerman dan Italia yang berada di Hindia Belanda karena kedua negara tersebut adalah sekutu mereka di Perang Dunia II.
BACA JUGA: Berburu Janda Pejabat Belanda di Batavia, Orang Tionghoa Cari PSK di Mangga Besar
Menurut catatan, lebih 100 ribu tawanan perang warga Eropa di internir (ditawan) Jepang. Mereka ditempatkan di berbagai kamp di seluruh Indonesia. Banyak cerita mengerikan dan memilukan tentang nasib tawanan di kamp interniran.
Dengan semboyan Untuk Kemakmuran Asia, Jepang bermaksud untuk menghilangkan semua pengaruh Barat. Semua orang yang bukan Asia nasibnya akan berakhir dalam kamp-kamp tawanan perang dan sipil.
BACA JUGA: Budak-Budak Perempuan di Zaman Belanda Dipaksa Jadi PSK
.
TONTON VIDEO PILIHAN:
.
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Terbaru: Mudah, Cepat, Gratis Update Fitur Baru
> Download Video TikTok Pakai SssTikTok, Gratis, Aman, Mudah Anti-ribet
> MP3 Juice: Gratis Download Lagu/MP3 dari YouTube, Awas Ketagihan
> Download Lagu (MP3) dari YouTube, GratisTinggal Klik Pakai Savefrom.net, Aman dan Gampang
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
> Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice Lalu Simpan di HP: Cepat dan Mudah
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.