REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Perusahaan energi nuklir nasional Ukraina pada Rabu (23/11/2022) mengumumkan bahwa semua unit daya di empat pembangkit listrik tenaga nuklir di negara itu secara otomatis terputus karena penurunan frekuensi di tengah serangan Rusia di berbagai wilayah.
"Karena penurunan frekuensi dalam sistem energi Ukraina, perlindungan darurat diaktifkan di PLTN Rivne, Ukraina Selatan, dan Khmelnytsky (pembangkit listrik tenaga nuklir), akibatnya semua unit daya terputus secara otomatis," kata Energoatom di Telegram.
Energoatom mencatat bahwa pembangkit nuklir saat ini bekerja dalam project mode, tanpa menghasilkan listrik untuk jaringan domestik.
"Radiasi di lokasi PLTN dan wilayah yang berdekatan tidak berubah, semua indikator normal," kata Energoatom, sambil menambahkan bahwa pasokan listrik dari fasilitas akan dilanjutkan segera setelah pengoperasian sistem tenaga dinormalisasi.
Perusahaan itu juga mengatakan pembangkit nuklir Zaporizhzhia juga telah diputus dari pasokan listrik eksternalnya. "Stasiun mengalami pemadaman total. Semua generator diesel beroperasi. Kadar radiasi di lokasi PLTN Zaporizhzhia tetap normal."
Peringatan serangan udara diaktifkan di seluruh wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kiev karena serangan Rusia, menurut pejabat setempat. Gubernur Kiev Vitali Klitschko melaporkan bahwa sebuah bangunan tempat tinggal terkena serangan, tanpa rincian lebih lanjut tentang korban.
Belakangan ini, pemerintahan militer daerah Kiev mengumumkan bahwa satu orang tewas dan 20 orang dalam perawatan.
Sementara itu, pejabat di wilayah Odesa, Dnipropetrovsk, dan Zaporizhzhia juga melaporkan adanya ledakan. Tidak ada peringatan yang dilaporkan di wilayah Krimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014.
Peringatan serangan udara dibunyikan di negara itu hampir setiap hari karena kemungkinan serangan rudal dan pesawat tak berawak, yang menargetkan infrastruktur sipil dan energi Ukraina.