Ahad 27 Nov 2022 14:18 WIB

Muhajir Effendy: Para Dai Muda Perlu Diberi Keterampilan Tambahan

Gerakan ishlah tidak bisa dilakukan sendiri.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Dakwah (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Dakwah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan para dai muda agar dibekali tambahan keahlian maupun keterampilan tertentu. Muhadjir mengatakan, tambahan keahlian ini dibutuhkan agar para dai memiliki kemandirian saat ditugaskan untuk berdakwah.

"Karena itu setiap dai diberi keahlian tambahan di samping penguasaan agama, pendidikan vokasi juga sangat penting untuk membangun kemandirian para dai sehingga mereka memiliki bekal yang cukup pada saat ditugaskan dalam berdakwah," kata Muhadjir dalam siaran persnya, Ahad (27/11/2022) saat memberikan Kuliah Umum pada Musyawarah Kerja Nasional Ke-XV Wahdah Islamiyah di Makassar, kemarin.

Baca Juga

Muhadjir mengajak seluruh para dai muda untuk mengampanyekan dan mensosialisasikan program-program prioritas nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, maupun sosial melalui media dakwah.

Dia berharap dakwah menyesuaikan perkembangan zaman pada saat ini, lebih digencarkan secara virtual dengan memproduksi konten-konten yang positif, mencerahkan, dan menyejukkan.

"Saya mengajak kepada para dai di Wahdah Islamiyah untuk ikut mengkampanyekan dan menyukseskan program-program prioritas nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden baik itu secara langsung maupun virtual," ujarnya.

Selain itu, dia juga meminta agar Wahday Islamiyah saling menguatkan peran dakwah di Indonesia. Menurutnya, pemerintah telah memiliki program moderasi beragama dan berharap semua elemen-elemen umat yang ada di Indonesia saling menguatkan.

Wahdah Islamiyah kata Muhadjir, sebagai organisasi yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial, kewanitaan, informasi, kesehatan dan lingkungan hidup, program-programnya juga beririsan dengan organisasi kemasyarakatan Islam lainnya sehingga dapat saling mengisi dakwah-dakwah yang tidak bisa dijangkau.

"Karena itu tenaga-tenaga dai muda yang memiliki semangat dan kegigihan yang luar biasa itu dapat memberikan warna baru di dalam gerakan Islam," katanya.

Ketua Umum Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin menjelaskan, Mukernas tahunan ini dilakukan untuk mempercepat program-program ishlah (gerakan sumbangsih perbaikan) Wahdah Islamiyah. Maka dari itu, diperlukan soliditas dalam sebuah organisasi.

"Soliditas adalah modal yang sangat penting untuk menjaga eksistensi baik skala organisasi maupun suatu negara. Maka kekokohan soliditas adalah keniscayaan," ujarnya.

Ketum Wahdah Islamiyah  menegaskan, bahwa Pancasila adalah jalan tengah untuk bisa saling berkolaborasi dengan semua komponen anak bangsa.

"Gerakan ishlah tidak bisa dilakukan sendiri. Harus ada sinergi dan kolaborasi. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Konsep untuk soliditas dan kolaborasi ini dimulai dari jalan tengah yang bernama Pancasila," ujarnya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement