REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Nasyiatul Aisyiyah (NA) organisasi otonom Muhammadiyah akan menggelar muktamar ke XIV di Hotel Asrilia, Kota Bandung dan Dome Bale Rame, Kabupaten Bandung pada tanggal 2 hingga 4 November. Mereka akan mengusung isu-isu perlindungan dan pemberdayaan perempuan dengan tema memajukan perempuan dan menguatkan peradaban.
Ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini periode 2016-2020 mengatakan muktamar seharusnya digelar pada tahun 2020 lalu. Namun, karena kondisi pandemi Covid-19 kegiatan menjadi diundur dan ditetapkan akan diselenggarakan tanggal 2 hingga 4 November.
"Ada beberapa pertimbangan Jawa Barat (Bandung) sebagai tuan rumah, ini hasil permusyawaratan sidang tanwir di Palembang tahun 2019. Di sisi lain ada historis, Nasyiatul Aisyiyah punya sejarah historis di Bandung," ujarnya saat konferensi pers di Kantor PW Muhammadiyah, Jalan Sancang, Rabu (30/11/2022).
Pada tahun 1965, ia mengungkapkan Muhammadiyah menyelenggarakan kongres ke 26 di Kota Bandung dan saat itu Nasyiatul Aisyiyah memisahkan diri dari Aisyiyah Muhammadiyah. Nasyiatul Aisyiyah menjadi lembaga otonom.
Pada pembukaan muktamar yang akan digelar di Dome Bale Rame, Diyah mengatakan akan meluncurkan buku tentang Nasyiatul Aisyiyah. Buku tersebut berisi sejarah organisasi dengan narasumber utama diantaranya para ketua umum PP Muhammadiyah.
Tema yang diusung pada muktamar ke XIV, diharapkan tidak hanya menyokong perempuan. Namun, ia mengatakan dapat memfasilitasi perempuan sebagai subjek pembangunan serta menguatkan dan melindungi perempuan.
"Memajukan perempuan dilihat dari tiga makna memajukan secara pikir, secara rohani dan secara kesempatan dan akses yang sama dengan laki-laki," katanya.
Pihaknya juga mendorong agar kader Nasyiatul Aisyiyah dapat berkontribusi pada level internasional. Selain itu dapat membuka kerja sama dengan luar negeri dan aktif dalam kegiatan perdamaian dunia.
"Makna dari tema, mempertegas sebagai putri Muhammadiyah tidak maju saja tapi adaptif, Nasyiatul Aisyiyah menjadi organisasi modern adaptif, solutif, inovatif dan progresif," katanya.
Disela-sela acara, pihaknya akan memberikan penghargaan kepada sejumlah pihak dan tokoh. Pihaknya juga telah mengirimkan bahan tentang isu-isu perlindungan dan pemberdayaan perempuan kepada peserta dan akan dibahas dalam muktamar.
Diyah melanjutkan pihaknya juga mendorong agar kader-kader Nasyiatul Aisyiyah aktif dalam kontestasi pemilu sebagai anggota Bawaslu, KPU dan Panwascam. Termasuk mendorong kader-kader yang menjadi calon legislatif, mereka pun diberikan kebijakan khusus cuti dari organisasi saat berkontestasi politik maupun saat terpilih.
"Kami memberikan kader Nasyiatul Aisyiyah yang akan berkontestasi sebagai caleg ada kebijakan khusus diberikan cuti kampanye silahkan. Secara AD ART tidak boleh berpolitik seperti Aisyiyah dan Muhammadiyah, kalau mau caleg cuti dulu kalau terpilih fokus dulu," katanya.
Ketua Steering Commite Muktamar ke XIV Nur Wahidatul Muflihah mengatakan kegiatan muktamar sudah dimulai pada 13 November lalu dengan agenda pembahasan laporan pertanggungjawaban pengurus secara daring. Para peserta yaitu pimpinan wilayah menerima 100 persen laporan.
Selanjutnya muktamar dilanjutkan pada tanggal 2 hingga 4 November. Agenda yang dibahas yaitu program ke depan serta rekomendasi untuk pemangku kebijakan termasuk membahas isu strategis seperti stunting, lingkungan dan perdamaian.
Nur melanjutkan agenda yang dibahas juga terkait pemilihan formatur Nasyiatul Aisyiyah yang akan memilih ketua umum periode 2022-2027. Pada pemilihan ketua dan formatur, pihaknya menggunakan sistem e-voting.
Kegiatan lain yang akan ikut menyemarakan muktamar seperti seminar, bazzar. Serta food truk gratis bagi pengunjung di Dome Bale Rame, Soreang, Kabupaten Bandung.
Pihaknya turut mengundang pimpinan pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah, Gubernur Jawa Barat. Selain itu, Menteri BUMN Erick Thohir, Mendag Zulkifli Hasan, Menko PMK Muhadjir Efendi dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni akan hadir.
Nur mengatakan peserta muktamar dari perwakilan wilayah dan daerah akan hadir sebanyak 800 orang. Selain itu, 2.000 hingga 3.000 orang akan ikut menyemarakan muktamar.
Ketua PW Nasyiatul Aisyiyah Jabar Dewi Mulyani pihaknya berupaya maksimal agar kegiatan berjalan lancar. Muktamar menjadi ajang kaderisasi dan diharapkan berjalan lancar dan sukses.
"Besar harapan kami agenda muktamar bisa menghasilkan keputusan strategis bagi perempuan di Indonesia," katanya.