Jumat 02 Dec 2022 03:55 WIB

Dewan Muslim Inggris: Pertumbuhan Populasi Muslim Aset Strategis Nasional

Penambahan banyak pemuda Muslim ke angkatan kerja Inggris memberi dorongan ekonomi.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Perempuan Muslim di Inggris. Dewan Muslim Inggris: Pertumbuhan Populasi Muslim Aset Strategis Nasional
Foto: Sisterhood Football Club
Perempuan Muslim di Inggris. Dewan Muslim Inggris: Pertumbuhan Populasi Muslim Aset Strategis Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dewan Muslim Inggris (MCB) mengatakan pertumbuhan populasi Muslim Inggris adalah aset nasional strategis bagi negara tersebut. Meskipun angka itu juga menimbulkan kekhawatiran tentang tingkat kemiskinan yang terus dialami masyarakat.

Hasil dari sensus Office for National Statistics (ONS) tahun 2021 menunjukkan, komunitas Muslim Inggris dan Wales mencapai 3,87 juta, atau 6,5 persen dari total populasi. Jumlah ini naik 1,7 persen sejak 2011.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, MCB mengatakan penambahan begitu banyak pemuda Muslim ke angkatan kerja Inggris akan memberikan dorongan ekonomi. "Sementara bangsa kita memiliki populasi yang semakin menua, kontribusi tenaga kerja populasi muda Muslim tetap menjadi aset nasional yang strategis," kata Sekretaris Jenderal MCB Zara Mohammed, dilansir dari Middle East Eye, Rabu (30/11/2022).

“Dalam satu dekade terakhir telah terlihat lebih banyak Muslim generasi kedua dan ketiga, yang yakin akan keyakinan dan tempat kita di masyarakat, memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pemulihan ekonomi dan vitalitas bangsa kita," tambahnya.

Data ONS menunjukkan sekitar 40 persen populasi Muslim Inggris tinggal di seperlima distrik otoritas lokal yang paling miskin. Selain itu, hampir 500 ribu lebih Muslim tinggal di daerah yang paling miskin ini dibandingkan 2011.

"Pembuat kebijakan sekarang perlu mengatasi masalah ini, masyarakat tidak dapat terus dibiarkan dalam siklus mobilitas sosial yang buruk. Kaum muda tidak dapat memiliki masa depan yang cerah jika mereka tidak memiliki peluang terbaik yang tersedia bagi mereka," kata Mohammed.

Sensus yang dilakukan setiap 10 tahun di Inggris dan Wales, menunjukkan kurang dari setengah populasi kedua wilayah tersebut kini beragama Kristen, dibandingkan dengan 2011. Pertumbuhan terbesar terjadi pada jumlah orang yang sekarang mengidentifikasi diri sebagai non-religius.

Sekitar 27,5 juta orang atau 46,2 persen di Inggris dan Wales menggambarkan diri mereka sebagai orang Kristen, turun 13,1 poin persentase dari tahun 2011. Sementara tidak beragama naik 12 poin menjadi 37,2 persen atau 22,2 juta. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement