Kamis 01 Dec 2022 21:41 WIB

Dokter Anak: Suplemen Bukan Pengganti Imunisasi

Dokter tegaskan fungsi suplemen tidak bisa gantikan imunisasi anak.

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio kepada seorang anak.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan memberikan vaksin polio kepada seorang anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr drSoedjatmiko, Sp.A(K), mengatakan, suplemen tidak bisa menggantikan imunisasi untuk mencegah penularan infeksi penyakit menular seperti campak, polio, difteri, danpertusis. "Suplemen perlu diberikan, tetapi tidak bisa menggantikan fungsi imunisasi. Mau suplemen apapun, termasuk air susu ibu (ASI)," kata dokter yang akrab disapa Miko itu dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Menurut Miko, imunisasi akan merangsang kekebalan tubuh spesifik. Misalnya, vaksin campak, maka akan merangsang kekebalan agar tubuh siap menghadapi virus campak.

Begitu virus campak menyerang tubuh anak yang sudah diimunisasi campak, kata dia, anak tersebut akan lebih terlindungi karena di dalam tubuhnya sudah memiliki antibodi terhadap virus tersebut. Sedangkan suplemen, makanan, dan ASI eksklusif, menurut Miko, tidak dapat menghasilkan antibodi spesifik sehingga hanya bisa mempercepat proses penyembuhan ketika anak terserang penyakit.

Baca Juga

"Memang ada gunanya, kalau sakit bisa mempercepat penyembuhan. Tapi tidak bisa menggantikan. Dalam ASI tidak ada antibodi spesifik, adanya antibodi bersifat umum. Kalau bersifat umum, kekuatannya tidak sebagus antibodi yang spesifik," ujar Miko.

"Buktinya apa? Negara dengan gizinya bagus, ASI-nya eksklusif lengkap, tetap melakukan imunisasi. Boleh cek semua negara di dunia melakukan imunisasi, tidak ada yang tidak," katanya.

Untuk itu, Miko mengingatkan orang tua untuk melengkapi imunisasi anak sesuai yang dianjurkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, ia juga mengatakan penting bagi orang tua memastikan penerapan protokol kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) karena sebagian besar penyakit menular dapat masuk ke tubuh melalui hidung dan mulut.

"Dengan cuci tangan itu kita bisa menghindari (penularan). Tapi yang paling penting memang imunisasi, karena jika masuk (virusnya) dapat dicegah (agar kondisinya tidak memburuk)," kata Miko.

"Jadi lengkapilah imunisasi anak cucu kita, keponakan kita, karena pencegahan yang paling efektif selama ini, penelitian di semua negara, adalah imunisasi. Kalau vaksinnya lengkap, maka antibodi spesifik tadi juga lengkap," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement