REPUBLIKA.CO.ID, HILO -- Pemandangan lava pijar yang menyembur dari Mauna Loa di Hawaii telah menarik ribuan pengunjung. Fenomena pertama dalam 38 tahun ini berubah menjadi destinasi pariwisata bagi kota Big Island di dekat gunung berapi terbesar di dunia ini.
Beberapa hotel di dan sekitar Hilo menjadi penuh dipesan pada waktu yang biasanya lebih sepi. Tur helikopter Mauna Loa juga diminati oleh wisatawan dan jurnalis.
"Saat ini sedang booming. Kami terjual habis sampai setelah Natal," kata staf resepsionis di Castle Hilo Hawaiian Hotel Marian Somalinog.
Somalinog mengaitkan peningkatan itu dengan orang-orang yang ingin menyaksikan sungai-sungai berwarna jingga cerah menyembur dari Mauna Loa dalam bahasa Hawaii atau berarti "Gunung Panjang". Cahaya dari letusan dapat dilihat dari jauh termusk hotel-hotel sekitar.
Sepanjang tahun ini biasanya musim yang lambat untuk industri perjalanan Hawaii, jatuh di antara liburan Thanksgiving dan Natal. Namun minggu ini ribuan mobil telah membuat kemacetan lalu lintas di Route 200 atau dikenal sebagai Saddle Road menghubungkan kota Hilo di sisi timur Pulau Hawaii dan Kailua-Kona di sisi barat.
Aliran vulkanik menimbulkan potensi ancaman di masa depan terhadap arteri utama tersebut, tetapi saat ini masih beberapa kilometer jauhnya dan tidak berbahaya bagi komunitas mana pun. Artinya penonton dapat menikmati pemandangan sambil mengekspos diri mereka pada sedikit bahaya.
Turis dan penduduk setempat berada di keramaian, banyak yang mengambil foto dan swafoto. Namun, Somalinog tidak mau bergabung dengan mereka. "Lalu lintasnya gila. Itu tidak layak," ujarnya.
General manager Outrigger Kona Resort & Spa di Kailua-Kona Steve Solberg mengatakan, banyak tamu telah menuju Saddle Road untuk melihat letusan tersebut. Beberapa orang membatalkan reservasi di resor karena gunung berapi, tetapi mereka tersentak oleh orang lain yang ingin melihat letusan.
“Jadi ini benar-benar seperti pencucian pada saat ini, tetapi kami berharap ini menjadi hal yang sangat positif dalam beberapa minggu ke depan,” kata Solberg.