REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemindahan ibu kota negara selain membuka banyak peluang bisnis dinilai juga akan menciptakan pemerataan dan memperkuat inklusivitas ekonomi nasional. Direktur Eksekutif Lippo Group, John Riady, mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sesuai arahan Presiden Jokowi untuk membuka area-area dan menampung minat investor.
Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur juga sebagai upaya menciptakan pemerataan pembangunan. IKN Nusantara secara geografis berada di tengah-tengah negeri kepulauan ini, bisa bermakna kemauan kuat menciptakan keadilan bagi seluruh wilayah.
“Pemindahan ibu kota adalah inisiatif yang sangat penting, memastikan pembangunan berjalan merata, serta upaya mengikis ketimpangan sehingga pembangunan berjalan inklusif. Tentunya akan banyak tercipta peluang bisnis, termasuk adanya arahan dari Presiden Jokowi untuk menampung minat investasi,” kata John.
Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara akhir bulan lalu mengarahkan jajarannya untuk menampung tingginya minat investor berinvestasi di IKN pascajajak pasar. Jokowi memberikan arahan agar area-area di IKN dibuka lagi untuk menampung minat para investor yang tidak tertampung di wilayah 1A. Wilayah 1A adalah wilayah tempat Istana Kepresidenan dan sejumlah kementerian nanti berlokasi.
“Sekarang kita buka lagi 1B dan 1C istilahnya. Jadi total daerah dari KIPP atau Kawasan Inti Pusat Pemerintahan itu akan kita langsung buka untuk para investor yang berminat,” ujar Jokowi.
Respon positif atas pemindahan ibu kota negara sebelumnya juga disampaikan John saat menjadi salah satu pembicara di Nikkei Global Management Forum di Tokyo, Jepang, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, selain memiliki geografis yang strategis bagi Indonesia, wilayah Kalimantan dilingkupi berbagai sektor strategis untuk perekonomian nasional. IKN disangga berbagai pusat pertambangan, perkebunan, serta industri lainnya.
Pemerintah juga tidak hanya membuka peluang investasi di wilayah KIPP, melainkan juga di area lainnya. Sejumlah wilayah tersebut antara lain wilayah pariwisata, pusat finansial dan ekonomi, wilayah pendidikan, hingga wilayah kesehatan. Kehadiran IKN, tegas John, bakal lebih mengembangkan wilayah Kalimantan dan sekitarnya.
Seiring aktivitas perekonomian yang akan terpacu serta peningkatan populasi, maka kebutuhan berbagai sarana, prasarana, dan layanan publik juga ikut meningkat. “Untuk mendukung kesuksesan proyek itu, kami akan mendukung dengan berbagai kemampuan kami, entah itu pembangunan rumah sakit atau penguatan sektor kesehatan, serta bisa juga ke arah sektor pendidikan. Kami ingin mengambil bagian dan berkontribusi, serta siap mewujudkan harapan bagi ibu kota baru itu.” kata John.
Lippo Group dikenal sebagai salah satu konglomerasi dengan bisnis meliputi sektor properti, ritel, industri kesehatan, pendidikan, hingga digital. Karena itu, kata John, posisi strategis perseroan bisa mengambil peran lebih besar bagi pengembangan IKN.
Tidak hanya memaparkan prospek IKN, di Nikkei Global Management Forum, John juga mengulas proyeksi perekonomian Indonesia ke depan. Menurutnya, Indonesia masih sangat prospektif bagi investasi dan pengembangan pasar ke depan, terlebih lagi penetrasi digital akan melipatgandakan volume pasar serta transaksi.
“Indonesia masih menjadi motor ASEAN yang merupakan salah satu perekonomian terbesar di dunia. Kami memiliki populasi dan usia produktif yang melimpah,” katanya.
Meskipun kini perusahaan digital tengah ditekuk tren rontoknya likuiditas dan aliran investasi, bagi John, potensi Indonesia masih sangat besar bagi berbagai usaha rintisan. Dia menilai pasar akan menyeleksi entitas yang kompetitif dan relevan bagi masyarakat. “Tetap prospektif bagi perusahaan digital, Indonesia menjanjikan penetrasi internet yang cepat, hingga potensi pasar cukup besar.”