Sabtu 03 Dec 2022 13:19 WIB

Manfaat Luar Biasa Madu, Turunkan Glukosa Darah Hingga Kolesterol Jahat

Madu juga memiliki manfaat mengurangi tumpukan lemak di tubuh.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Sebuah studi baru dari para peneliti di University of Toronto menemukan bahwa madu mampu menurunkan glukosa darah, kolesterol jahat serta mengurangi penumpukan lemak.
Foto: www.pixabay.com
Sebuah studi baru dari para peneliti di University of Toronto menemukan bahwa madu mampu menurunkan glukosa darah, kolesterol jahat serta mengurangi penumpukan lemak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru dari para peneliti di University of Toronto menemukan bahwa madu mampu menurunkan glukosa darah, kolesterol jahat serta mengurangi penumpukan lemak. Studi ini adalah review dan meta-analisis dari efek madu dalam 18 uji coba makan terkontrol yang melibatkan 1.105 individu yang sebagian besar sehat.

Sementara gula dari segala jenis dikaitkan dengan masalah kardiometabolik, peneliti mengatakan bahwa madu yang mengandung sekitar 80 persen gula, layak untuk dikecualikan dan dipertimbangkan sebagai makanan sehat. Pasalnya, mereka menemukan bahwa madu mentah dan madu monofloral memberikan manfaat kardiometabolik paling banyak.

Baca Juga

Apa yang menjadi istimewa dari madu? Dilansir dari Medical News Today, Sabtu (3/12/2022), kekuatan pemanis madu tidak hanya berasal dari gula biasa, seperti fruktosa dan glukosa. Penulis studi Dr Tauseef Ahmad Khan, mengatakan bahwa sekitar 15 persen madu terbuat dari puluhan gula langka seperti isomaltulose, kojibiose, trehalose, melezitose, dan lainnya.

“Semua itu yang telah terbukti memiliki banyak manfaat fisiologis dan metabolisme termasuk meningkatkan respons glukosa, mengurangi resistensi insulin, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang terkait dengan usus yang sehat,” jelas dia.

Selain itu, lanjut Khan, madu mengandung lebih banyak kandungan bermanfaat daripada gula. Misalnya polifenol dan flavonoid yang merupakan dua molekul bioaktif utama pada madu. Selain itu ada juga asam organik yang memiliki serangkaian sifat farmakologis termasuk efek antibiotik, efek anti kanker, efek anti-obesogenik, perlindungan terhadap radikal bebas, hingga mengurangi peradangan.

Ahli endokrinologi Dr Ana Maria Kausel, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, memiliki pendapat yang berbeda. Ana mengaku lebih memilih untuk tetap fokus pada pengurangan asupan gula.

“Saya pikir fokusnya harus lebih ke arah mengonsumsi lebih sedikit gula secara keseluruhan. Manfaatnya terlihat setelah mengonsumsi rata-rata 40 gram selama 8 minggu. Jumlah gula ini lebih banyak dari yang bisa diproses tubuh tanpa melibatkan hati. Kita bisa melihat manfaat serupa pada kardiovaskular dan risiko metabolisme tanpa asupan gula, misalnya diet Mediterania,” kata dia.

Lalu apa yang dimaksud madu mentah? Produk madu sering dipasteurisasi sementara madu mentah tidak. Madu dipasteurisasi untuk kenyamanan, bukan keamanan, karena pemrosesan memperlambat granulasi madu yang terjadi secara alami, yang dapat membuat madu lebih sulit untuk dituang dari botol atau ditakar ke dalam sendok.

Adapun madu mentah memiliki berbagai nutrisi, termasuk banyak antioksidan, yang dapat berkurang jumlahnya dengan pasteurisasi. Studi saat ini menemukan bahwa madu mentah memiliki efek yang sangat positif pada glukosa puasa –gula darah seseorang yang diukur setelah puasa semalaman.

Sebagian besar madu bersifat polifloral, artinya lebah yang memproduksinya mengumpulkan nektar dari tanaman penghasil nektar dalam jarak 2 hingga 4 mil dari sarangnya. Madu monofloral adalah madu yang diperoleh secara eksklusif dari nektar yang dikumpulkan lebah dari satu jenis tanaman, atau bahkan satu tanaman.

Peradangan yang berlebihan semakin dikaitkan dengan berbagai penyakit dan kondisi, sehingga temuan penelitian bahwa madu meningkatkan penanda peradangan IL-6 dan TNF-alpha. Dr Khan menilai, peningkatan penanda ini mungkin sebenarnya menunjukkan manfaat tambahan.

“IL-6 dapat berperan dalam menjaga kontrol glukosa yang baik dengan meningkatkan metabolisme seluruh tubuh baik glukosa maupun lipid. Demikian pula, TNF-alpha adalah indikator respon imun tubuh bawaan, sehingga peningkatan asupan madu dapat menunjukkan peningkatan kekebalan,” jelas dia.

Di sisi lain, Dr Khan juga tertarik mempertimbangkan pemanis alami lainnya termasuk sirup maple, agave dan lainnya. Namun menurut dia, ada perbedaan besar antara sirup dan madu. Sirup seperti sirup maple dan agave diperoleh langsung dari tumbuhan, dengan melalui beberapa proses dan sebagian besar terdiri dari gula umum seperti fruktosa, glukosa, dan sukrosa.

“Agave itu alami, tapi akhirnya fruktosa. Konsentrasi fruktosa yang tinggi buruk untuk hati, tidak peduli apa pun sumbernya. Bahkan jus alami berbahaya bagi hati, terlepas dari semua vitamin dan mineral yang mungkin dikandungnya,” jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement