Sabtu 03 Dec 2022 13:04 WIB

Tiga Virus Mengancam di Musim Dingin, Ini Saran Dokter untuk Bertahan

Infeksi tiga virus berbeda mengancam hingga tiga kali lipat di musim dingin.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Infeksi tiga virus berbeda mengancam hingga tiga kali lipat di musim dingin.
Foto: AP/Ng Han Guan
Infeksi tiga virus berbeda mengancam hingga tiga kali lipat di musim dingin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini para ahli telah memperingatkan tentang ancaman tiga kali lipat pada musim dingin dengan tiga virus berbeda yang beredar sekaligus. Covid-19, RSV atau virus pernapasan musiman, dan influenza diperkirakan akan melonjak pada saat yang sama menyebabkan penyakit yang meluas di seluruh Amerika Serikat. 

Dokter spesialis menular di Duke Health, Dr Cameron Wolfe  mengatakan bahwa saat ini banyak negara bagian sudah mengalami peningkatan kasus, termasuk Carolina Utara. Menurutnya, puncak kenaikan kasus flu musiman terjadi antara akhir Desember hingga Januari dan Februari, namun kini kenaikan kasus sudah terjadi dua bulan lebih awal dari biasanya.

Baca Juga

"Dan sebenarnya flu bukanlah hal baru, tetapi diperkirakan akan lebih buruk tahun ini karena banyak yang belum terpapar akibat pembatasan Covid. Jadi saya mendesak agar memperketat prokes saat Thanksgiving, Natal, dan Anda bisa mendapatkan vaksin flu misalnya supaya terlindungi," kata Wolfe sseperti dilansir dari EatThis, Sabtu (3/12/2022).

Selain vaksin flu, pejabat kesehatan mendesak masyarakat untuk tetap mendapatkan informasi terbaru tentang vaksin Covid mereka. Direktur Medis di Dignity Health St Mary's Medical Center, Dr Ali Jamedor, menjelaskan bahwa kekebalan mulai berkurang paling cepat tiga bulan setelah booster.

"Jadi kebanyakan orang yang memiliki dua kali vaksin booster, sekarang sudah melewati hampir enam bulan. Dan itu membuat Anda sangat rentan tertular COVID," kata Ali.

​​Anna Van Tuyl, Interim Associate Chair and Director, Division of Critical Care Department of Emergency Medicine di Staten Island University Hospital menambahkan, selain Covid, dia juga melihat lonjakan kasus RSV di awal musim flu. Kombinasi dari ketiga penyakit tersebut ia namai tripledemic, yang bisa menyebabkan musim dingin lebih berisiko untuk kesehatan. 

"Kebanyakan orang akan mengalami gejala ringan dan sembuh dalam beberapa hari, namun pasien lansia bisa lebih parah, begitupun mereka yang mengalami gangguan kekebalan atau dengan banyak penyakit penyerta berisiko mengalami penyakit yang lebih parah," jelas Anna.

Dr Anna menekankan, tindakan pencegahan itu penting seperti mengenakan masker di ruang publik, sering mencuci tangan, dan tinggal di rumah saat sakit. Lalu siapa pun yang berusia 5 tahun ke atas dapat memperoleh booster Covid dan vaksin flu direkomendasikan untuk segala usia. Bagaimanapun, vaksin masih menawarkan perlindungan terbaik terhadap penyakit parah dan rawat inap.

Dr Mark Fischer, Direktur Medis Regional di International SOS mengungkapkan bahwa saat memasuki cuaca yang lebih dingin, rumah sakit sudah menghadapi masa sulit karena kasus Covid, flu, dan RSV melonjak. Menurut laporan baru-baru ini dari CDC, ASmelihat tingkat rawat inap flu tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Tingkat rawat inap RSV dari segala usia, terutama anak-anak, terus lebih tinggi dari biasanya. 

"Kami juga selalu bersiap untuk kemungkinan munculnya galur Covid lainnya. Sistem perawatan kesehatan AS dapat menghadapi sebuah triple epidemic, jika kasus ketiga penyakit terus meningkat," jelas Fischer.

Dr Fischer menjelaskan, meskipun ada banyak kesamaan antara Covid dan flu dalam hal gejala dan cara penularannya, gejala Covid-19 biasanya akan muncul dari 2-5 hari dan berlanjut sampai 14 hari setelah infeksi, sedangkan gejala flu biasanya muncul dalam 1-4 hari. Selain itu, Covid tampaknya menyebar lebih cepat daripada flu dan berpotensi menyebabkan gejala yang lebih parah, terutama jika seseorang tidak divaksinasi.

Secara keseluruhan, Covid dan flu disebabkan oleh dua virus berbeda yang mengakibatkan gejala, tingkat keparahan, vaksin, dan lainnya yang berbeda. Para peneliti masih meninjau siapa yang berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi pasca-Covid. Ada beberapa gejala yang dapat muncul berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah infeksi. Penelitian yang sedang berlangsung akan membantu para profesional medis memberikan panduan kepada orang-orang yang mengalami kondisi pasca-Covid atau long Covid.

Dr Anna Van Tuyl menambahkan, sebagian besar penyakit virus ini ringan dan sembuh sendiri serta dapat dirawat di rumah. Anak-anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua paling berisiko untuk berkembang menjadi penyakit parah yang memerlukan rawat inap. "Anda harus mencari pertolongan medis setiap kesulitan bernapas, muntah, sulit makan atau minum atau lesu," kata dia.

Menurut Dr Anna, subvarian BQ Covid yang muncul baru-baru ini dan merupakan mayoritas infeksi Covid baru harus diwaspadai, meskipun ini tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau rawat inap. "Obat antivirus masih bekerja dengan baik melawan varian baru ini dan gejala dari varian ini mirip dengan varian sebelumnya," jelas dia.

Meskipun kasusnya umumnya lebih ringan dari sebelumnya, pasien yang pernah menderita Covid umumnya berisiko lebih tinggi untuk terkena sakit karena masalah kesehatan lain dalam enam bulan pertama setelah terkena Covid. Risiko ini terus berlanjut dan bahkan memburuk bagi pasien yang pernah terkena Covid berkali-kali dalam jangka waktu belakangan ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement