REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki, Kamesworo, mengatakan pihaknya akan membuka program hapus tato untuk warga binaan. Menurut Kamesworo, program ini masih dalam proses mulai dari persiapan mekanisme dan pengadaan alat hapus tato.
“Kita akan membuat program hapus tato. Karena ini akan bermanfaat bagi warga binaan,” kata Kamesworo, di Padang, Ahad (4/12/2022).
Kamesworo mengaku berkeinginan menciptakan Lapas berbasis pondok pesantren. Di mana warga binaan benar-benar dibina secara mental dan sipiritual. Tujuannya supaya begitu warga binaan sudah bebas, mereka dapat langsung menjalani kehidupan normal dan jauh dari tindakan kriminal.
Untuk menjadikan Lapas berbasis pesantren ini, Lapas kelas III Suliki bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Kamesworo berpendapat lembaga pemasyarakatan sekarang tidak lagi seperti dulu yang terkesan menyeramkan. Di dalam Lapas, warga binaan mendapatkan pendidikan dan pelatihan skill.
“Kalau dulu kan warga binaan ada yang dicambuk, disuruh kerja rodi. Kalau sekarang kita benar-benar membina. Jadi begitu keluar, warga binaan punya skill dan ilmu pengetahuan,” ucap Kamesworo.
Saat ini Lapas Kelas III Suliki yang berada di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, berisi 93 warga binaan. 40 persen warga binaan di sana masuk Lapas karena terjerat kasus narkoba.