ANTARIKSA -- Kawah tumbukan yang baru ditemukan di Mars kemungkinan besar ditinggalkan oleh asteroid raksasa yang menabrak Planet Merah sekitar 3,4 miliar tahun yang lalu. Hujamannya telah memicu mega-tsunami setinggi 800 kaki. Sebuah studi baru menunjukkan, ledakan kolosal itu mirip dengan dampak asteroid di Bumi yang memusnahkan dinosaurus non-avian atau non-unggas di jamannya.
Dari sekitar 3,5 miliar hingga 3 miliar tahun yang lalu, Mars ditutupi oleh lautan yang luas dan dangkal. Menurut NASA, salah satu lautan yang pernah menutupi dataran rendah utara Mars (Vastitas Borealis), mengalami sejumlah mega-tsunami ketika asteroid besar menghantam permukaan air purba tersebut.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bukti setidaknya dua peristiwa gelombang besar di garis pantai kuno yang pernah mengelilingi lautan, termasuk bongkahan besar puing yang hanyut ke pantai dan tanda batu terukir saat air perlahan mengalir kembali ke laut. Peristiwa pertama kemungkinan terjadi sekitar 3,4 miliar tahun yang lalu, dan yang kedua kemungkinan 400 juta tahun setelahnya, saat lautan Mars mulai mengering.
Dalam sebuah studi baru, yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports pada 1 Desember 2022, ilmuwan planet mengidentifikasi kawah tubrukan baru bernama Pohl. Ini merupakan kandidat yang sangat masuk akal untuk mega-tsunami pertama. Pohl memiliki lebar sekitar 68 mil/110 kilometer dan terletak sekitar 394 kaki/120 meter di bawah permukaan laut purba. Struktur tumbukan masif itu juga dikelilingi oleh bebatuan berusia 3,4 miliar tahun.
Berdasarkan ukuran Pohl, para peneliti memperkirakan asteroid pembunuh planet adalah pelaku atas lahirnya kawah yang membentang antara 1,9 hingga 5,6 mil/3 hingga 9 km dan melepaskan hingga 13 juta megaton energi TNT. Sebagai perbandingan, bom nuklir paling kuat yang pernah diledakkan di Bumi, Tsar Bomba, melepaskan sekitar 50 megaton energi TNT.
Tim studi kemudian menggunakan simulasi komputer untuk menciptakan kembali gelombang masif yang akan dihasilkan oleh tumbukan kolosal ini. Mereka menemukan bahwa ombak bisa mencapai ketinggian 820 kaki/250 meter dan menempuh jarak sekitar 932 mil/1.500 km dari kawah. Gelombang ini cukup besar untuk meninggalkan bukti geologis yang telah ditemukan oleh para peneliti sebelumnya.
Struktur tumbukan raksasa ini memiliki beberapa kesamaan utama dengan kawah Chicxulub, yang ditinggalkan oleh tumbukan asteroid pemicu peristiwa kepunahan massal sekitar 66 juta tahun lalu. Termasuk memusnahkan dinosaurus nonavian.
Kawah Chicxulub, yang terletak di Semenanjung Yucatan Meksiko, secara signifikan lebih besar dari Pohl. Ia membentang sekitar 112 mil/180 km dan diukir oleh asteroid yang lebih besar dengan diameter sekitar 7,5 mil/12 km. Asteroid Chicxulub juga mendarat di atas lautan purba di Bumi yang pada saat itu berkedalaman sekitar 656 kaki/200 m.
Pada Oktober 2022, sepasang studi terpisah menemukan bahwa dampak Chicxulub juga memicu mega-tsunami dengan gelombang setinggi satu mil dan memicu gempa bumi besar yang mengguncang planet ini selama berbulan-bulan .
Ini bukan pertama kalinya para peneliti mengidentifikasi kawah dampak potensial untuk mega-tsunami Mars. Pada tahun 2019, tim peneliti terpisah mengusulkan bahwa kawah Lomonosov yang berukuran sekitar 90 mil/145 km, ditinggalkan oleh asteroid pembunuh yang dapat memicu mega-tsunami. Namun, kawah Lomonosov sampai saat ini belum ditentukan tanggalnya secara tepat. Artinya, tidak jelas mega-tsunami mana yang dapat dimulai oleh penabrak atau apakah tumbukan terjadi dalam lautan.
Sumber: Live Science