Senin 05 Dec 2022 22:14 WIB

Prof KH Nasaruddin Umar Pimpin As’adiyah, Pesantren Tertua di Indonesia Timur

Pesantren As'adiyah telah melahirkan tokoh nasional termasuk KH Nasaruddin Umar

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar didapuk sebagai pimpinan baru Pesantren As'adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar didapuk sebagai pimpinan baru Pesantren As'adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Ahad (4/12/2022) malam. Pesantren As’adiyah Sengkang merupakan pesantren tertua di Indonesia bagian timur. 

"Tadi malam pemilihan pimpinan (pondok pesantren As’adiyah), tadi malam secara aklamasi, seluruh (pesantren As’adiyah) di Indonesia menyepakati saya menjadi pimpinan pondok pesantren ini, istilahnya saya menjadi ketua umum," kata Kiai Nasaruddin kepada Republika.co.id, Senin (5/12/2022).

Baca Juga

Kiai Nasaruddin menerangkan, pesantren di Indonesia Timur tidak seperti di Jawa. Kalau di Jawa, jika pimpinan pondok pesantren meninggal, anaknya yang meneruskan.

Sementara di Pesantren As’adiyah Sengkang, pemilihan ketua umum pesantren melalui muktamar, seluruh cabang hadir untuk memilih pemimpin pondok pesantren selanjutnya. 

"Tentu harapan kita ke depan, kita ingin menciptakan umat Islam yang moderat, rahmatan lil alamin, diharapkan juga pondok pesantren ini membendung kelompok-kelompok radikal dan juga liberal, kita akan menjadi pengayom ahlussunnah wal jamaah," ujar Kiai Nasaruddin. 

Kiai Nasaruddin menyampaikan, sebelumnya Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin tiba di Kabupaten Wajo untuk membuka Muktamar Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang 2022.

Wapres berharap Pesantren As’adiyah Sengkang menjadi legitimasi umat di Indonesia bagian timur khususnya. 

Dia mengatakan, almuni Pesantren As’adiyah Sengkang banyak yang pergi ke Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Diharapkan mereka jadi penguat umat Islam dan bangsa di masa yang akan datang. 

"Kita akan menciptkan kader umat dan bangsa yang kokoh untuk mempertahankan NKRI di masa yang akan datang," jelas Kiai Nasaruddin yang juga alumni Pesantren As’adiyah Sengkang. 

Kiai Nasaruddin yang baru terpilih memimpin Pesantren As’adiyah Sengkang yang memiliki banyak cabang di Indonesia ini akan melaksanakan beberapa program utama. Salah satunya melakukan konsolidasi pusat dan cabang, karena cabang Pesantren As’adiyah Sengkang ada di berbagai daerah di Indonesia. 

Kiai Nasaruddin menceritakan, Pondok Pesantren As’adiyah didirikan oleh KH Muhammad As’ad yang lahir di Makkah. Kemudian KH Muhammad As’ad pulang ke Sulawesi untuk mendirikan Pondok Pesantren As’adiyah di Wajo sekitar 1918. 

"Ini pesantren (As’adiyah) tertua di Indonesia bagian timur dan menjadi yang terbesar sekarang," ujarnya. 

Pondok Pesantren As’adiyah menyelenggarakan pendidikan dan dakwah Islamiyah yang dikelola secara organisasi kelembagaan. Saat ini Pondok Pesantren As’adiyah Membina lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak Kanak atau Raodatul Atfal sampai Lembaga Pendidikan Tinggi. 

Di Pembukaan Muktamar Ke-15 Pondok Pesantren As'adiyah, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan para santri agar memiliki pola pikir terbuka dan kontekstual dalam menghadapi perkembangan zaman. Karena itu, pondok pesantren sebagai pusat pendidikan diharapkan melahirkan lulusan yang mengenal agama secara utuh dan mengajarkan ajaran Islam wasathiyah. 

"Itulah mengapa pentingnya pesantren dalam rangka (melahirkan) al mutafaqqihinna fiddin (ahli-ahli ilmu agama Islam). Insya Allah yang dilahirkan oleh As'adiyah yaitu yang berpikir wasathy moderat. Tidak berpikir tekstual dan juga tidak berpikir liberal," kata Kiai Ma'ruf saat meresmikan Pembukaan Muktamar Ke-XV Pondok Pesantren As'adiyah, Sabtu (3/12/2022).   

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَصَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْهَدْيَ مَعْكُوْفًا اَنْ يَّبْلُغَ مَحِلَّهٗ ۚوَلَوْلَا رِجَالٌ مُّؤْمِنُوْنَ وَنِسَاۤءٌ مُّؤْمِنٰتٌ لَّمْ تَعْلَمُوْهُمْ اَنْ تَطَـُٔوْهُمْ فَتُصِيْبَكُمْ مِّنْهُمْ مَّعَرَّةٌ ۢبِغَيْرِ عِلْمٍ ۚ لِيُدْخِلَ اللّٰهُ فِيْ رَحْمَتِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۚ لَوْ تَزَيَّلُوْا لَعَذَّبْنَا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا
Merekalah orang-orang kafir yang menghalang-halangi kamu (masuk) Masjidilharam dan menghambat hewan-hewan kurban sampai ke tempat (penyembelihan)nya. Dan kalau bukanlah karena ada beberapa orang beriman laki-laki dan perempuan yang tidak kamu ketahui, tentulah kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesulitan tanpa kamu sadari. Karena Allah hendak memasukkan siapa yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka terpisah, tentu Kami akan mengazab orang-orang yang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.

(QS. Al-Fath ayat 25)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement