REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan investor pasar modal sebanyak 10,18 juta per 6 Desember 2022. Adapun realisasi ini didorong kalangan milenial sebesar 70 persen dari total keseluruhan investor.
Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan lebih dari 70 persen umur 40 tahun ke bawah.“Jumlah investor tidak mencapai angka satu juta pada lima tahun lalu. Ini berkat kaum milenial. Dari 10 juta tersebut, lebih dari 70 persen,” ujarnya kepada wartawan, Senin (12/12/2022).
Jika dibandingkan 2021, menurut Inarno, jumlah investor meningkat 36,02 persen. Rinciannya, sebesar 58,84 persen total investor didominasi oleh masyarakat di bawah 30 tahun, sebesar 22,38 persen masyarakat berusia 31 sampai 40 tahun, sebesar 10,82 persen masyarakat berusia 41 sampai 50 tahun, sebesar 5,2 persen masyarakat berusia 51 sampai 60 tahun, dan sebesar 2,76 persen masyarakat di atas 60 tahun.
Dari sisi indeks literasi keuangan bidang pasar modal sebesar 4,11 persen pada 2022, turun dibandingkan posisi 2019 sebesar 4,72 persen. Sedangkan tingkat inklusi keuangan naik 5,19 persen dari 2019 menjadi 1,55 persen.
“Menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk meningkatkan edukasi, dan saling mengingatkan semua masyarakat senantiasa memahami dan berhati-hati mengambil keputusan investasi,” ucapnya.
Kemudian penawaran umum pada Desember 2022 ditopang oleh 61 emiten baru, terdiri dari 53 emiten dan delapan emiten EBUS. OJK mencatat ada dua emiten dari Kalimantan Selatan yang mencatatkan saham perdana.