REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rita Zahara Nurliyah
''Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling mulia akhlaknya.'' (HR Albukhari). Manusia adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan satu dengan yang lainnya. Di tengah masyarakat yang heterogen tersebut, tentunya ia dituntut untuk bisa berinteraksi dengan manusia lain dengan akhlak yang terpuji.
Dibutuhkan kepiawaian, kecerdikan, serta pikiran yang matang agar segala perbuatan dan tindak tanduk kita dapat diterima dengan baik oleh semua pihak. Dan, yang terpenting tanpa ada seorang pun yang tersakiti.
Orang mukmin yang baik, bukan hanya mampu beribadah dengan khusuk di Masjid, tetapi bagaimana pula ia mampu mengontrol diri untuk berinteraksi sebaik mungkin dengan lingkungan sekitarnya.
Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk bergaul dengan sesama karena didalamnya terdapat media kontrol sosial sebagai sarana dakwah amar ma'ruf nahi munkar. Orang yang bergaul dan dapat bersabar terhadap berbagai cobaan, ia dikatakan lebih baik ketimbang orang yang apatis, menutup diri, dan tidak mau bergaul sama sekali.
Baginda Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadis, ''Mukmin yang bergaul di tengah-tengah masyarakat dan bersabar atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada mukmin yang tidak bergaul dan tidak bersabar dengan gangguan orang.'' (HR Ahmad).
Yang bergaul dan bersabar tentu saja dikatakan terbaik karena dengan begitu ia dapat teruji akhlaknya, kejujurannya, kedewasaannya, serta bagaimana ia mampu mempertahankan prinsip hidup sebagai seorang Muslim di tengah lingkungan yang selalu menyuguhkan berbagai bentuk godaan.
Dalam bergaul tidak jarang terjadi gesekan atau bahkan sampai menimbulkan kekerasan sekalipun. Suasana pengaruh-memengaruhi sering kali terjadi dalam proses interaksi tersebut. Dalam kondisi seperti inilah seorang Muslim mestinya tertantang untuk turut ambil bagian, memikirkan bagaimana memberikan solusi untuk menjadikan lingkungannya dapat selaras, harmonis, dan damai.
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin mengajarkan bagaimana seorang Muslim bergaul, adalah lebah yang menjadi perumpamaan dalam Alquran, bagaimana mestinya seorang mukmin berbuat. Sifat lebah tak pernah sekalipun merugikan bahkan menyakiti lingkungan sekitarnya, dan setiap yang keluar darinya adalah perkara yang baik dan berharga.
Berperangailah laksana lebah yang menebarkan manfaat saat berinteraksi dengan sesama kapan pun dan di mana pun, maka engkau akan menjadi manusia terbaik.