REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masa depan Gareth Southgate mulai diperbincangkan. Ini setelah tim nasional Inggris gagal melaju ke semifinal Piala Dunia 2022.
The Three Lions tak bisa melewati adangan Prancis di babak delapan besar. Harry Kane dan rekan-rekan kalah 1-2 dari Les Blues. Meski mendominasi, pasukan Negeri Ratu Elisabeth harus mengakui keunggulan sang juara bertahan.
Selepas pertandingan tersebut, Southgate mempertimbangkan posisinya. Kontraknya sebagai pelatih timnas Inggris hingga 2024. Tepatnya sampai Piala Eropa di Jerman, berlangsung.
Namun, kini situasi bisa berubah. FA ingin dia bertahan. Tetapi keputusan tetap berada di tangan sosok 52 tahun itu.
Southgate menangani the Three Lions sejak 2016. Ia dinilai sebagai juru taktik paling sukses dalam sejarah negara tersebut. Ia membawa Harry Maguire dkk ke semifinal Piala Dunia 2018, final Piala Eropa 2020, serta perempatfinal Piala Dunia 2022.
Banyak dukungan mengalir padanya. Termasuk dari anak asuhnya sendiri. Namun pendapat berbeda dikemukakan mantan penggawa Manchester City dan Newcastle United, Joey Barton.
"Tidak dapat dipercaya, Southgate belum mengundurkan diri. Itu adalah dua Piala Dunia, dan satu kejuaraan Eropa di kandang, yang seharusnya bisa kami menangkan," tulis Barton di twitternya, dikutip dari givemesport, Selasa (13/12).
Ia meminta semua pihak berhenti mengelu-elukan sesuatu yang terbukti gagal. Mereka butuh trofi. Terutama jika melihat kamar ganti Inggris yang berisi amunisi mentereng.
"Saatnya mempekerjakan seseorang yang bisa menang," kata Barton menambahkan.
Menarik dinantikan bagaimana keputusan Southgate selanjutnya. Andai yang bersangkutan mundur, menurut the Telegraph, eks juru taktik Paris Saint-Germain (PSG) dan Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino berpotensi direkrut. Nama Thomas Tuchel juga masuk daftar calon arsitek the Three Lions berikutnya.