Rabu 14 Dec 2022 15:43 WIB

BPBD Jatim Siaga di Tempat Wisata Jelang Nataru

Daerah selatan Jatim punya potensi wisata yang dikunjungi saat Nataru

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Pengelola wisata membawa media tanam terumbu karang di pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (13/10/2022). Inovasi pembuatan media tanam itu sebagai upaya pelestarian lingkungan zona konservasi terumbu karang di pantai Bangsring seluas 15 hektar.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Pengelola wisata membawa media tanam terumbu karang di pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (13/10/2022). Inovasi pembuatan media tanam itu sebagai upaya pelestarian lingkungan zona konservasi terumbu karang di pantai Bangsring seluas 15 hektar.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur meningkatkan kesiapsiagaan di tempat-tempat wisata menjelang perayaan natal dan tahun baru (Nataru). Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengungkapkan, fokus utama kesiapsiagaan berada di daerah selatan Jatim, khususnya Malang. Selain karena menjadi jujugan wisatawan, potensi bencana di Malang juga terbilang cukup tinggi. "Yang menjadi perhatian dan fokus menjelang Nataru ini, adalah daerah selatan Jatim yang punya potensi wisata yang dikunjungi, banyak pengunjung," kata Gatot, Rabu (14/12/2022).

Selain Malang, kata Gatot, BMKG juga memetakan ada tujuh daerah di Jatim yang masuk kategori rawan bencana tsunami. Yaitu Banyuwangi, Jember, Lumajang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Pacitan. Tsunami menurutnya perlu diwaspadai apalagi akhir-akhir ini beberapa daerah di Indonesia sering diguncang gempa. "Daerah di Jatim ini daerah pesisir, yang selalu disampaikan BMKG rawan bencana seperti stunami, banjir," ujarnya.

Baca Juga

Gatot menjelaskan, daerah-daerah di Jatim yang rawan tsunami disebabkan megathrust. Dimana setiap tahun ada lempeng yang bergerak di zona tersebut. "Karena di Selatan Jawa ada megathrust. Itu pertemuan lempeng, setiap saat bergerak, sekitar 7 milimeter per tahun bergerak," kata dia.

Gatot mengingatkan, masyarakat tidak boleh larut dalam kegembiraan Nataru. Semuanya harus tetap waspada dengan mengetahui kondisi sekitar lingkungannya. "Karena cuaca tidak menentu, tiba-tiba terjadi cuaca ekstrem, dan berdampak adanya bencana hidrometeorologi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement