REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (NFA) memastikan ketersediaan dan stabilisasi harga pangan strategis bakal terus ditingkatkan seiring semakin dekatnya momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Salah satunya, melalui Gelar Pangan Murah atau (GPM) yang akan dilaksanakan di sejumlah daerah.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, mengatakan, kegiatan akan GPM semakin masif dilaksanakan dengan bekerja sama bersama Kementerian dan Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, serta BUMN Pangan dan pelaku usaha swasta.
Bahan pangan pokok yang tersedia dijual dengan harga terjangkau atau di bawah harga pasar, meliputi daging rendang dengan harga Rp 100.000 per Kg, beras Rp 47.000 per 5 kg, minyak goreng Rp 26.000 per 2 liter, bawang putih Rp 9.000 per 0,5 kg, bawang merah Rp 14.000 per 0,5 kg, cabai rawit merah Rp 20.000 per 0,5 kg, gula Rp 13.000 per kg, ayam ras Rp 28.000 per ekor, dan telur Rp 28.000 per kg.
“Pelaksanaan GPM di Depok dan Bogor ini juga sebagai upaya pengendalian inflasi di Jabodetabek dan wilayah penyangga Jakarta sebagai barometer inflasi Nasional. Dengan penyediaan harga pangan yang terjangkau, diharapkan daya beli masyarakat terjaga sehingga tidak menekan kenaikan inflasi yang dalam dua bulan terakhir ini sudah melandai” ungkapnya.
Adapun, untuk wilayah DKI Jakarta sendiri pelaksanaan GPM telah dilaksanakan sejak Minggu pertama Desember 2022 dan akan terus berlanjut sampai Nataru di 5 wilayah kota.
“Untuk di Jakarta sendiri kita sudah siapkan minimal 5 Gelar Pangan Murah dan bisa bertambah, setiap minggu itu pasti ada, jadi masyarakat silahkan hadir di situ dan itu harganya pasti baik karena tempat dan distribusinya itu difasilitasi oleh NFA bekerjasama dengan stakeholder,” jelasnya.
Di provinsi Banten yang juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota, kegiatan GPM dilaksanakan dari minggu 1-4 Desember 2022. Untuk minggu 1 dan 2 telah dilaksanakan pada tanggal 1-14 Desember 2022 di Kota Serang, Cilegon, dan Kabupaten Pandeglang, serta Kota Tangerang di 11 lokasi kecamatan.
Kegiatan GPM juga baru saja digelar di beberapa wilayah lain seperti Kabupaten Jepara, Kota Bandung, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Padang Sidempuan, dan Kabupaten Sampang. "Aksi GPM ini dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dengan Dinas Urusan Pangan setiap daerah bersama Badan Pangan Nasional. GPM akan kita laksanakan terus sampai dengan akhir tahun ini," paparnya.
Selain melalui GPM, Arief mengatakan, upaya memastikan stabilitas stok dan harga jelang Nataru dilakukan dengan inspeksi langsung ke lapangan. Arief pun menegaskan pihaknya terus melakukan pemantauan kondisi pangan secara rutin baik secara daring maupun luring.
“Berkaitan neraca pangan, tiap bulan kita meeting dengan Menko perekonomian. Jadi semua bahan pokok strategis itu semua kita perhitungkan. Dari neraca, ketersediaan semua firm tersedia, tapi memang yang perlu diwaspadai harga. Kenaikan harga itu sendiri disebabkan karena beberapa faktor, misalnya kenaikan BBM, atau juga kenaikan beberapa biaya produksi lain,” urainya.