REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan untuk mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 tampaknya memberi dampak yang sangat baik bagi Partai Nasdem. Bahkan, survei Poltracking menemukan elektabilitas Partai Nasdem mencuat naik.
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda AR mengatakan, survei ini merekam elektabilitas 18 parpol yang lolos verifikasi administrasi peserta pemilu 2024. Tapi, berfokus kepada 10 parpol teratas masing-masing provinsi di Pulau Jawa.
Elektabilitas PDIP masih tidak tertandingi hampir di semua provinsi di Pulau Jawa. PDIP unggul di DKI Jakarta 20,1 persen, Jawa Barat 15,2 persen dan Jawa Tengah 43,1 persen. Di Banten PDIP 12,6 persen dan di Jawa Timur 20,2 persen.
Menariknya, langkah Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres mereka tampak mulai berbuah. Pasalnya, Nasdem mulai mendapatkan perhatian publik di provinsi-provinsi tersebut, bahkan mampu menyeruak masuk peringkat teratas.
Di DKI Jakarta, Nasdem meraih 14,3 persen atau kedua setelah PDIP dan di atas PKS dengan 12,4 persen. Di Banten, Nasdem turut meraih posisi kedua dengan 13,8 persen di bawah Gerindra 17,6 persen, di atas Partai Golkar dengan 13,3 persen.
Di daerah-daerah yang bukan basis mereka sekalipun, Nasdem mampu ke luar dari posisi bawah dan masuk 10 teratas. Di Jabar, Nasdem posisi empat dengan 7,5 persen, di Jateng posisi delapan 2,4 persen dan Jatim posisi lima 6,9 persen.
"Yang menarik, runner up nomor dua, yaitu Partai Nasdem di 14,3 persen, nomor dua di Jakarta. Ini basis Anies Baswedan yang sekaligus kita tahu Nasdem sudah mendeklarasikan Anies sebagai capresnya," kata Hanta, Kamis (15/12).
Raihan Nasdem di Jakarta sejalan elektabilitas Anies di DKI Jakarta yang meraih 49,6 persen, mengungguli Ganjar 27,5 persen dan Prabowo 15,7 persen. Bahkan, di Banten walau Gerindra unggul, Nasdem mampu pula mencuat masuk ke posisi kedua.
Hanta menerangkan, temuan ini merupakan politik terbaru peta kekuatan politik elektoral partai politik pada lima provinsi di Pulau Jawa dalam rentang survei 26 November-2 Desember. Ia berpendapat, berbagai kemungkinan bisa terjadi.
Tapi, jika melihat tendensi politik terbaru, baik capres dan cawapres potensial serta parpol terkuat dari masing-masing provinsi akan mengerucut seperti dalam temuan Poltracking. Namun, dia mengingatkan, akan ada berbagap dinamika ke depan.
"Berbagai dinamika, peristiwa dan momentum politik yang akan terjadi ke depan, tetap berpotensi mengubah peta politik elektoral di masing-masing provinsi di Pulau Jawa," ujar Hanta.