REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Puluhan orang termasuk warga negara Amerika Serikat, telah dibebaskan dalam pertukaran tahanan terakhir antara Rusia dan Ukraina. Pertukaran tahanan terbaru termasuk 64 tentara Ukraina dan seorang warga negara AS yang tinggal di Ukraina.
Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, mengidentifikasi warga Amerika itu sebagai Suedi Murekezi yang telah membantu rakyat Ukraina sebelum berakhir di tahanan Rusia. Namun Yermak tidak merincinya. Sementara juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, tidak menyebutkan nama orang Amerika yang dibebaskan itu, dengan alasan masalah privasi.
"Kami tentu menyambut baik berita itu," kata Kirby kepada wartawan, dilaporkan Aljazirah, Kamis (15/12/2022).
Seorang pejabat AS yang berbicara kepada kantor berita The Associated Press dengan syarat anonim mengkonfirmasi bahwa, warga negara AS yang dibebaskan dalam pertukaran terakhir adalah Murekezi. Pejabat itu mengatakan, Murekezi telah tinggal di dekat Kota Kherson dan pasukan Rusia telah menahannya. Sebuah kelompok yang mengaku telah membantu menyelamatkan Murekezi, Project Dynamo, mengatakan, Murekezi adalah seorang veteran angkatan udara AS dan telah ditahan oleh pasukan Rusia pada Juni.
Pertempuran berkecamuk di timur dan selatan Ukraina. Sementara Ibu Kota Kiev menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak yang signifikan pada Rabu (14/12/2022).
“Tidak ada ketenangan di garis depan,” kata Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pidatonya.
Sebelumnya, Zelenskyy mengatakan, Rusia harus mulai menarik diri dari negaranya menjelang Natal sebagai langkah untuk mengakhiri konflik yang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Namun Moskow menolak proposal itu. Kremlin mengatakan, tidak ada kemungkinan gencatan senjata saat Natal.
Dalam beberapa pekan terakhir, ratusan tahanan telah dibebaskan melalui pertukaran. Selain itu, ada beberapa kemajuan dalam pembicaraan untuk melanjutkan ekspor bahan pupuk Rusia dan perpanjangan kesepakatan biji-bijian.
Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Mirjana Spoljaric mengatakan, pertukaran tahanan dapat membangun kepercayaan. Pada masa lalu, pertukaran semacam itu merupakan langkah pertama menuju kesepakatan yang lebih luas. ICRC maupun Rusia dan Ukraina tidak mengumumkan jumlah tahanan perang masing-masing. Jumlah tahanan perang diyakini mencapai ribuan orang.