Kamis 15 Dec 2022 22:15 WIB

Korsel akan Luncurkan Visa K-Culture

Visa K-culture dibuat untuk menarik wisatawan yang ingin jelajahi budaya Korea

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Hwaseong Fortress, salah satu tempat tujuan wisata di Suwon, Korea Selatan
Foto: Yonhapnews
Hwaseong Fortress, salah satu tempat tujuan wisata di Suwon, Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan (Korsel) berencana meluncurkan dua jenis visa baru, yaitu visa K-Culture dan visa kerja atau disebut visa pengembara digital. Hal ini guna menarik wisatawan asing mulai tahun depan untuk membantu revitalisasi industri pariwisata lokal yang terpukul karena pandemi.

Pemerintah Yoon Suk-yeol juga bakal menetapkan 2023 dan 2024 sebagai "Visit Korea Years." Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata mengkonfirmasi Tourism Promotion Master Plan atau Rencana Induk Promosi Pariwisata keenam yang dibuat untuk menghidupkan kembali industri perjalanan yang terkena dampak pandemi dari 2023 hingga 2027.

Organisasi Pariwisata Korea (KTO) mengatakan, visa pelatihan K-culture dan visa kerja dibuat untuk menarik warga negara asing yang ingin menjelajahi budaya Korea. Visa pelatihan K-culture menargetkan warga negara asing muda yang tertarik dengan konten Korea dan bersedia belajar tentang industri hiburan negara dan sistem pembuatan konten.

Visa akan disetujui dengan syarat bahwa pemohon akan menjalani program pendidikan atau pelatihan di industri konten Korea, seperti agensi hiburan K-pop. Meskipun rinciannya belum ditentukan mengenai penerapannya, visa tersebut bertujuan untuk memanfaatkan popularitas global film, drama, dan musik Korea yang semakin meningkat dan memenuhi antusiasme penggemar internasional untuk merasakan budaya populer Korea.

"Kementerian Kebudayaan mengonfirmasi bahwa visa akan diperkenalkan pada paruh pertama tahun 2023," demikian laporan dari Korea Times, Kamis (15/12/2022).

Jenis visa lain yang akan diperkenalkan adalah visa kerja. Workcation, kombinasi kata kerja dan liburan, mengacu pada tren gaya hidup ketika para pelancong bekerja dari jarak jauh selama tinggal lama di kota atau negara lain.

Gaya hidup fleksibel ini berevolusi dari "bleisure", suatu bentuk perjalanan yang menggabungkan perjalanan bisnis dengan perjalanan santai, dan menjadi populer di awal pandemi karena semakin banyak orang mulai bekerja dari jarak jauh. Menurut sebuah studi global dari delapan negara yang dikutip oleh BBC, 65 persen dari 5.500 responden mengatakan mereka kemungkinan akan memperpanjang perjalanan bisnis untuk memasukkan hiburan pribadi atau sebaliknya pada tahun 2022.

Dengan workcation visa, juga dikenal sebagai visa pengembara digital, pelancong asing akan dapat tinggal di Korea untuk sementara sambil melakukan tugas biasa mereka sebagai karyawan perusahaan dari negara asalnya. Sementara itu, mengalami kehidupan di Korea. Detail implementasi visa baru juga belum ditetapkan.

Jika diperkenalkan, wisatawan asing dapat tinggal di Korea hingga dua tahun untuk menjelajahi bidang minat mereka. Ini akan diperkenalkan pada paruh kedua tahun depan.

Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan sistem otorisasi perjalanan elektronik negara yang dikenal sebagai K-ETA untuk meningkatkan pengalaman perjalanan secara keseluruhan, mulai dari masuk hingga meninggalkan Korea.

K-ETA memungkinkan orang asing yang tiba di Korea untuk mendaftarkan riwayat informasi perjalanan dan kesehatan serta catatan kriminal mereka terlebih dahulu untuk keperluan otorisasi. Sistem izin perjalanan online bertujuan untuk mempercepat dan memfasilitasi proses masuknya pelancong tetapi telah menuai keluhan dan reaksi beragam dari para pelancong karena proses persetujuan aplikasinya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement