REPUBLIKA.CO.ID, Seiring berkembangnya teknologi navigasi, teknologi perkapalan pun berkembang pesat di dunia Islam. Sebagai kekuatan industri dunia terbesar di abad pertengahan, dunia Islam pun memiliki begitu banyak pelabuhan yang ramai dan padat. Biasanya, di sepanjang daerah pantai banyak berdiri fasiltas pembuatan dan perakitan kapal.
Setiap negeri Muslim menciptakan kapal dengan model dan jenis yang berbeda-beda. Selain membuat kapal untuk tujuan berniaga, pada era itu pembuatan kapal untuk perang atau memperkuat angkatan laut juga gencar dilakukan. Kapal perang dibangun untuk memperkokoh pertahanan wilayah kekuasaan kekhalifahan Islam di lautan. Sehingga, ketika itu kekhalifahan Islam tak hanya tangguh di darat, namun juga kuat di lautan. Begitu sulit untuk dikalahkan.
Kapal perang didesain lebih ramping dan dikendalikan dengan layar atau dayung. Sedangkan, kapal niaga dibangun dengan cukup lebar. Rancangan seperti itu sengaja dibuat agar kapal dapat membawa barang dalam jumlah yang banyak. Pada masa itu, kapal perang yang paling bongsor sanggup menampung 1.500 prajurit marinir. Sedangkan kapal dagang yang besar mampu menampung 1.000 ton barang.
Ensiklopedia Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve mengungkapkan, galangan kapal pertama yang dibangun di dunia Islam berada di Pulau Rawdah, Mesir. Galangan itu dibangun pada tahun 54 H/673 M. Setelah itu, galangan kapal berdiri di hampir setiap wilayah kekuasaan Islam. Di era kekuasaan Abbasiyah, Khalifah Al-Mutawakkil sangat memperhatikan pelabuhan kapal di Mesir.
Pada era kekuasaan Kekhalifahan Usmani Turki pun lautan mendapat perhatian khusus. Sultan Muhammad II pun menetapkan lautan sebagai prioritas utama. Pada masa itu,pemerintahan Ottoman juga berhasil membangun kapal-kapalnya yang besar dan canggih di Gallipoli. Di bawah komando Gedik Ahmed Pasha (1480 M), Daulah Usmani membangun basis kekuatan lautnya di Istanbul. Tak heran, jika marinir Turki mendominasi Lautan Hitam dan menguasai Otranto.
Pada era kekuasaan Sultan Salim I (1512M - 1520 M), di pusat persenjataan Maritim dbangun kapal laut yang besar. Tak heran, jika Salim I kerap berseloroh, ''Jika scorpions (Kristen) menempati laut dengan kapalnya, jika bendera Paus dan raja-raja Prancis serta Spanyol berkibar di pantai Trace, itu semata-mata karena toleransi kami.'' Tak kurang 150 unit kapal dibangun untuk memperkuat pertahanan Usmani Turki di lautan.
Dilengkapi dengan kapal laut terbesar di dunia, pada abad ke-16 M, Turki Usmani telah menguasai Mediterania, Laut Hitam dan Samudera Hindia. Tak heran, bila kemudian Daulah Usmani kerap disebut sebagai Kerajaan yang bermarkas di atas kapal laut. Sayangnya, dominasi Muslim di lautan kini telah memudar.