REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cedera pada pergelangan kaki atau tangan dapat terjadi setiap waktu saat beraktifitas pun ketika berolahraga. Misalnya, cedera saat bermain sepak bola.
Oleh karena itu, dibutuhkan kewaspadaan setiap saat. Cedera terjadi ketika kaki melakukan gerakan yang membuat pergelangan kaki memutar atau melipat, hingga meregang terlalu keras. Cedera ankle bisa juga terjadi karena melakukan gerakan-gerakan spontan secara cepat, sehingga ligamen di sekitar tulang yang tidak siap terpaksa meregang dan akhirnya robek.
Melalui edukasi yang disiarkan pada platform live Instagram, Dokter Spesialis Orthopedi dari Siloam Hospitals Mampang, dr. Langga Sintong Sp.OT(k)., menjelaskan, cedera ankle atau ankle sprain adalah cedera pada pergelangan kaki yang muncul akibat ikatan ligamen (urat yang mengikat tulang) mengalami peregangan yang berlebihan. Biasanya gerakan memutar, perubahan posisi tiba tiba menjadi penyebab.
"Harap diperhatikan dan diingat bahwa setiap ligamen mempunyai batasan gerak, sehingga apabila melewati batas gerakan dan mungkin benturan keras, struktur ligamen akan meregang dan robek atau cedera," kata Langga Sintong mengingatkan, seperti dilansir pada Selasa (20/12/2022).
Dalam aktifitas berolahraga, cedera umum terjadi jika tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan berguna untuk mempersiapkan kondisi tubuh ketika memulai aktifitas berolahraga. Adapun dalam aktifitas keseharian, pengunaan sepatu hak tinggi pada wanita sebaiknya tidak perlu digunakan.
Sebagian besar dari cedera angkle atau cedera pada pergelangan kaki dan tangan yang sifatnya ringan dapat ditangani sendiri dan dapat disembuhkan. Namun jika cedera yang dirasakan sangat mengganggu kenyamanan tubuh dan membatasi aktifitas keseharian, maka kondisi tersebut perlu diperiksakan ke dokter ahlinya.
"Segera lakukan konsultasi dengan dokter menjadi kunci penyembuhan terbaik. Tindakan pertama (saat terjadi) yang akan sangat membantu proses pemulihan atara lain, hentikan aktifitas dan istirahatkan kaki, kompress dengan es batu lalu balut mata kaki sejajar dengan tinggi pinggul, Gunakan penopang dan lainnya dari tenaga terlatih", ungkap dokter Spesialis Orthopedi dari Siloam Hospitals Mampang, dr. Langga Sintong Sp.OT(k).
Dalam penanganan cedera, Dokter Langga Sintong menjelaskan bahwa dalam menentukan tingkat keparahan cedera, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta penunjang, seperti foto Rontgen atau USG engkel kaki untuk melihat kondisi otot, tulang, serta urat (tendon dan ligamen) di dalam engkel yang mengalami cedera. Saat kondisi sudah diketahui pasti, dokter baru akan menentukan penanganannya.
Pada kasus cedera engkel parah, seperti tendon putus atau patah tulang, penanganan yang dilakukan dapat berupa pemasangan belat atau gips, tindakan operasi, dan fisioterapi.