Fosil manusia purba Denisovan ditemukan di Siberia, yang jaraknya hampir 8.000 km dari Papua. Tapi DNA Denisovan menurun ke orang Papua dan membantu daya tahan tubuh orang Papua.
Kali pertama saya ke Papua terjadi pada 2005 untuk melihat Festival Kamoro di sebuah kampung di Mimika. Bertemu dengan Kal Muller, konsultan budaya Freeport yang mendampingi warga Kamoro mengembangkan seni ukir. Tinggal di kampung, Kal Muller hidup bersama masyarakat. Dari dialah saya mendapat cerita soal tambelo, cacing batang bakau. Menurut dia, tambelo memiliki protein yang tinggi.
Memiliki nama Latin Bactronophorus Sp, tambelo mengandung kadar protein mencapai 8,21 persen sebelum fermentasi dan menjadi 9,5 persen setelah fermentasi. Demikian hasil penelitian Institut Partanian Bogor (IPB) pada 2015 berjudul Komposisi Kimia Tambelo (Bactronophorus Sp.) Dan Karakteristik Produk Hasil Fermentasinya.
Selain tambelo, ada pula ulat sagu (Rhynchophorus ferrugenesis) yang juga memiliki kandungan protein yang angat tinggi. Kandungan proteinnya mencapai 32,54 persen. Demikian menurut penelitian Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) pada 2018.
Pada kunjungan di Mimika itu, saya juga bertemu dengan dokter rumah sakit Freeport. Ia bercerita soal pasian orang Papua yang harus berjalan sehari semalam dari kampungnya untuk bisa tiba di rumah sakit. Begitu tiba di pintu rumah sakit, orang itu langsung jatuh pingsan. Setelah diperiksa trombositnya tinggal 8.000. Dokter-dokter pun tentu kaget, dengan trombosit hanya 8.000 masih bisa berjalan sehari semalam dari kampungnya untuk berobat.
Lalu saya menduga-duga, jangan-jangan pengaruh protein tambelo yang biasa mereka konsumsi. Protein di dalam tubuh tentu memiliki peran penting dalam mengatur proses metabolisme untuk membantu mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai bakteri jahat dari luar tubuh.
Tapi rupanya, imunitas orang Papua juga dibantu oleh DNA mereka. Penelitian terbaru menyebut orang asli Papua memiliki DNA manusia purba Denisovan, fosilnya ditemukan di Gua Denisova, Siberia. Denisocan disebut bersaudara dengan manusia purba Neanderthal. Publikasi penelitian berjudul “Denisovan Introgression has Shaped the Immune System of Present-day Papuans” pada 8 Desember 2022 di journals.plos.org itu menyebut manusia purba Denisovan menyumbang lima persen genom orang Asia Tenggara dan Australia.
Penelitian ini melibatkan 56 orang Papua untuk diteliti genomnya. DNA Denisovan pada orang Papua itu memberi pengaruh betapa kuat dan konsistennya sel imun dan fungsi kekebalan tubuh orang Papua. DNA Denisovan juga disebut membantu orang Papua beradaptasi dengan alam Papua.
Priyantono Oemar