Selasa 20 Dec 2022 19:51 WIB

Migrasi ke TV Digital Dimulai, Pemprov Jatim Awasi Harga STB

Penghentian siaran TV analog di Jatim dilakukan secara bertahap mulai Selasa ini.

Warga membeli set top box (STB) untuk migrasi dari TV analog ke TV digital di salah satu toko elektronik di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (9/11/2022). Migrasi ke TV Digital Dimulai, Pemprov Jatim Awasi Harga STB
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga membeli set top box (STB) untuk migrasi dari TV analog ke TV digital di salah satu toko elektronik di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (9/11/2022). Migrasi ke TV Digital Dimulai, Pemprov Jatim Awasi Harga STB

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) menyatakan komitmen mengawasi harga Set Top Box (STB) di pasaran agar tidak melambung tinggi seiring dimulainya migrasi ke siaran TV digital di provinsi itu.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pelaksanaan analog switch off (ASO) atau penghentian siaran TV analog di Jatim dilakukan secara bertahap mulai Selasa ini. "Mulai pukul 24.00 WIB dini hari nanti, penghentian siaran TV analog resmi diberlakukan di wilayah Jatim I, yaitu Kota Surabaya, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Kota dan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Bangkalan, Gresik, Lamongan dan Jombang," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (20/12/2022).

Baca Juga

Dengan begitu, kata dia, masyarakat yang berdomisili di wilayah Jawa Timur 1 tidak dapat menonton seluruh siaran analog TV lokal maupun nasional per tanggal 21 Desember 2022 pukul 01.00 WIB. Khofifah, yang saat ini sedang melakukan lawatan kerja di Malaysia, menjelaskan pelaksanaan ASO merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Sedangkan pelaksanaannya yang secara bertahap merupakan pertimbangan kesiapan infrastruktur siaran TV digital dan ketersediaan Set Top Box (STB) di masyarakat. Walau berganti menjadi siaran TV digital, dia memastikan masyarakat masih bisa menikmati siaran TV lokal dan nasional secara gratis tanpa membutuhkan kuota internet dengan menambahkan perangkat STB yang dapat diperoleh di toko elektronik terdekat.

Guna menyukseskan program pemerintah pusat tersebut, Khofifah mengajak kesiapan seluruh pihak, provider atau penyelenggara siaran, Dinas Komunikasi dan Informasi di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, penyelenggara multipleksing, produsen dan pedagang STB, hingga masyarakat sebagai penikmat siaran TV digital.

"Semua elemen harus bersinergi, misalnya para penyedia siaran TV harus sudah siap. Kemudian Diskominfo di tingkat provinsi, kabupaten/ kota juga harus terus sosialisasi ke masyarakat. Kita juga harus memantau ketersediaan STB di pasaran, jangan sampai harganya melambung karena permintaan yang tinggi," ujar dia.

Khofifah menandaskan fokus utama penghentian siaran TV analog adalah untuk menuju era baru digitalisasi komunikasi dan informasi di Indonesia. Tujuannya peningkatan kualitas dan variasi konten televisi di masyarakat.

"Maka dari itu, kenyamanan dan ketenangan masyarakat dalam menikmati siaran TV harus menjadi prioritas semua pihak. Sebelum Jatim sudah ada wilayah lain di Indonesia yang telah melakukan ASO. Saya harap masyarakat Jatim bisa mendukung penuh program pemerintah pusat ini. Mari wujudkan Jatim yang melek digital. Demi Jatim yang lebih maju di masa depan," kata Khofifah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement