REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Elon Musk mengatakan dirinya siap mengundurkan diri sebagai CEO Twitter jika telah menemukan figur penggantinya. Hal itu disampaikan dua hari setelah Elon menggelar jajak pendapat di akun Twitter pribadinya dan menanyakan apakah dia harus mundur sebagai pemimpin media sosial berlambang burung tersebut.
“Saya akan mengundurkan diri sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan tersebut! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim perangkat lunak dan server,” tulis Elon Musk di akun Twitter pribadinya, Selasa (20/12/2022).
Pada Ahad (18/12/2022) lalu, Elon Musk meluncurkan jajak pendapat di akun Twitter pribadinya. Elon bertanya kepada para pengikutnya apakah dia harus mundur sebagai pemimpin perusahaan media sosial tersebut. Terdapat 17.502.391 orang yang memberikan suaranya. Sebanyak 57 persen memilih Elon mundur, sementara 43 persen lainnya menolak.
Seruan Wall Street agar Elon Musk mundur dari jabatannya sebagai CEO Twitter telah berkembang dalam beberapa pekan terakhir. Fokusnya dalam pengembangan kendaraan listrik di bawah perusahaan Tesla pun mulai dipertanyakan. Elon dinilai tak fokus karena memimpin Tesla, Twitter, dan beberapa perusahaan lainnya.
Elon telah mengakui bahwa dia terlalu banyak menjabat posisi. Oleh sebab itu dia mengatakan akan mencari figur pengganti untuk ditempatkan sebagai CEO Twitter.
Pekan lalu Komisioner Tinggi Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Volker Turk menyambut langkah Elon Musk memulihkan akun Twitter milik sejumlah jurnalis yang sebelumnya ditangguhkan olehnya. Namun Turk menekankan, kekhawatiran serius tetap ada terhadap pengelolaan platform media sosial tersebut.
“Kabar baik bahwa (akun) jurnalis-jurnalis telah diaktifkan kembali di Twitter, tapi kekhawatiran serius tetap ada. Twitter memiliki tanggung jawab untuk menghormati HAM,” kata Turk lewat akun Twitter pribadinya, Sabtu (17/12/2022).
Dia pun menyoroti cara Elon Musk memulihkan akun milik sejumlah jurnalis di platform media sosial (medsos) miliknya itu yang diputuskan lewat mekanisme jajak pendapat. Turk menyerukan Musk agar membuat keputusan berdasarkan kebijakan yang tersedia untuk umum. Kebijakan yang menghormati hak, termasuk kebebasan berbicara.
Elon Musk diketahui telah mengaktifkan kembali akun Twitter milik beberapa yang sebelumnya ditangguhkan. Penangguhan itu dilakukan karena mereka mempublikasikan data publik tentang pesawat pribadi milik Elon.
Pemulihan akun mereka terjadi setelah adanya kritik tajam dari pejabat-pejabat pemerintah, kelompok advokasi, dan organisasi jurnalis di beberapa negara, termasuk PBB serta Uni Eropa. Mereka menilai, penangguhan akun-akun jurnalis itu membahayakan kebebasan pers.