REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama mengatakan pengerahan militer di seluruh negeri untuk menjaga polisi menjaga keamanan dan ketertiban di negara itu. Pemerintah mengerahkan militer untuk menjaga keamanan dengan alasan ketegangan rasial setelah pemilihan pekan lalu tidak memberikan hasil yang pasti.
"Laporan pelecehan yang diderita warga kami dan kekerasan yang mengincar rumah-rumah dan bisnis warga Indo-Fiji usai pemilihan sangat mengganggu," katanya dalam unggahan di Facebook, Kamis (22/12/2022).
Fiji masih menunggu presiden untuk mengembalikan parlemen sehingga para anggota parlemen dapat memberikan suara untuk memilih perdana menteri yang baru. Setelah tidak ada partai yang memenangkan suara mayoritas dalam pemilihan umum pekan lalu.
Bainimarama tidak mengakui kekalahan, sementara koalisi tiga partai mengatakan suara gabungan mereka menjadi mayoritas. Mereka juga telah sepakat ketua partai Aliansi Rakyat Sitiveni Rabuka menjadi perdana menteri.
Komisioner polisi Sitiveni Qiliho mengatakan ia telah bertemu dengan Bainimarama, Menteri Keamanan dan Kepolisian Inia Seruiratu dan komandan militer Mayor Jenderal Jone Kalouniwai. Mereka sepakat personel militer "membantu polisi menjaga ketertiban dan keamanan, di tengah kekhawatiran ketegangan rasial."
Oposisi pemerintah membantah adanya ketegangan rasial dan meminta bukti untuk itu.