REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Badan intelijen Israel, Mossad, menuduh Iran berusaha memperluas pasokan senjatanya ke Rusia. Sebelumnya Iran telah mengakui bahwa mereka memasok pesawat nirawak (drone) untuk Moskow.
“Kami memperingatkan terhadap niat masa depan Iran, yang mereka coba rahasiakan, untuk memperdalam dan memperluas pasokan senjata canggih ke Rusia, untuk memperluas proyek pengayaan uranium, dan untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap negara-negara Muslim yang bersahabat di kawasan itu,” kata Direktur Mossad David Barnea, Kamis (22/12/2022), dikutip laman Al Arabiya.
Akhir pekan lalu Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran mengatakan, negara mereka tak memerlukan izin dari siapa pun untuk mengembangkan hubungan dengan Rusia. Hal itu disampaikan setelah badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA, menyebut bahwa kerja sama militer Teheran dengan Moskow menimbulkan ancaman bagi sekutu AS di Timur Tengah.
Menanggapi komentar CIA, juru bicara Kemenlu Iran Nasser Kanani menyebut pernyataan badan intelijen AS itu tak berdasar dan merupakan bagian dari perang propaganda Washington terhadap Teheran. Kanani menekankan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil negaranya, termasuk dalam menjalin hubungan dengan Rusia, “didikte” oleh kepentingan nasionalnya. “(Iran) bertindak secara independen dalam mengatur hubungan luar negerinya dan tidak meminta izin dari siapa pun,” ucapnya, Ahad (18/12/2022).
Kanani pun memuji hubungan dan kerja sama yang dijalin Iran dengan Rusia. “Kerja sama antara Iran dan Rusia di berbagai bidang termasuk pertahanan berkembang dalam kerangka kepentingan bersama dan tidak bertentangan dengan negara ketiga mana pun,” ujarnya.
“Pejabat-pejabat Amerika melanjutkan klaim politik tak berdasar mereka dan tindakan ilegal terhadap republik Islam Iran, mempertanyakan pertahanan konvensional dan kerja sama militer antara Iran dan Rusia,” kata Kanani menambahkan.
Dalam sebuah wawancara dengan PBS pada Jumat (16/12/2022) pekan lalu, Direktur CIA William Burns mengatakan, kerja sama militer antara Iran dan Rusia menimbulkan ancaman nyata bagi sekutu AS di Timur Tengah. Hal tersebut juga telah disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby pada 9 Desember lalu.
Menurut Kirby, kemitraan militer Iran-Rusia tak hanya berbahaya bagi negara-negara tetangga Iran, tapi juga Ukraina dan dunia. Bulan lalu, Iran mengakui bahwa mereka telah memasok drone tempur ke Rusia. Namun Teheran mengklaim, pengiriman drone itu dilakukan sebelum konflik di Ukraina pecah.