Oleh: Wafig Nur Agnianti
REPUBLIKA.CO.ID,Secara bahasa, ilmu terdiri atas huruf `ain, lam dan mim yang bermakna sebagai segala sesuatu yang menunjukkan kepada bekas atau yang memiliki keutamaan. Al-Raghib al-Asfahani menyebutkan dalam Mufradat Alfaz al-Qur'an (hlm 580), secara istilah, ilmu dapat dimaknai sebagai pengetahuan terhadap esensi sesuatu secara apa adanya.
Ilmu jika dilihat dari segi objeknya terbagi dalam dua bagian. Pertama ialah mengetahui zat sesuatu, kedua adalah menetapkan sesuatu berdasarkan ada atau tidak adanya sesuatu yang lain.
Berkenaan dengan keutamaan ilmu, Allah SWT berfirman dalam QS al- Mujadalah ayat 11 yang artinya, Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, `Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,' maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, `Berdirilah kamu,' maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti atas apa yang kamu kerjakan.
Secara umum, ayat tersebut memberikan tuntunan kepada umat Islam tentang cara menjalin hubungan harmonis dalam suatu majelis. Lakukan hal tersebut untuk orang lain itu dengan sukarela tanpa rasa terpaksa.
Ayat tersebut juga memberitahukan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang berilmu di atas orang yang sekadar beriman. Ditegaskan bahwa mereka memiliki perbedaan derajat yang lumayan jauh karena keutamaan ilmu memiliki derajat yang lebih tinggi dari orang yang beriman saja. Ayat tersebut juga sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimiliki seseorang berperan besar dalam tinggi derajatnya seseorang.
Menurut Quraish Shihab, makna orang-orang yang diberi ilmu adalah mereka yang beriman dan menghiasi diri mereka dengan pengetahuan. Itu berarti ayat di atas membagi kaum beriman kepada dua kelompok besar, yang pertama sekadar beriman dan beramal saleh, dan yang kedua beriman dan beramal saleh serta memiliki pengetahuan (Tafsir al-Misbah [14]: 79).
Derajat kelompok kedua ini menjadi lebih tinggi, yakni orang yang beriman dan berilmu, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga karena amal dan pengajaran kepada pihak lain baik secara lisan, atau tulisan maupun dengan keteladanan (dakwah bil hal).
Singkatnya, mereka memiliki berbagai kelebihan dari sekedar keimanan, yakni pengetahuan, pengajaran dan penghayatan terhadap keimanan itu sendiri. Ilmu yang dimaksud oleh QS al- Mujadalah ayat 11 ini bukan hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu apa pun yang bermanfaat.