Kain tenun di NTT biasa dipakai sebagai sarung atau selendang, tapi sekarang sudah banyak dibuat menjadi baju.
Saat menjadi gubernur NTT, Herman Musakabe mewajibkan para pegawai negeri sipil penggunaan baju dari tenun ikat. Herman menjadi gubernur periode 1993-1998. Maka, pada 1990-an itu, usaha kain tenun ikat menggeliat lagi.
Kain tenun ikat yang biasa dipakai sebagai kain, baik untuk sarung ataupun untuk selendang, tidak perlu dipotong-potong untuk dijahit menadi baju. Untuk laki-laki, kain tenun dipakai sebagai atasan cukup dililitkan di badan dengan cara tertentu. Dengan kewajiban mengenakan seragam tenun, maka pada 1990-an itu, kain-kain tenun dipotong-potong untuk dijadikan baju.
Oohya! Jangan lupa baca ini ya:
- Ini yang Membuat Kain Batik Diubah Menjadi Baju Batik, yang Menurut Anies Baswedan Melanggar Pakem.
- Orang Sumba Pantang Mengenakan Kain Tenun Motif Buaya di Rumah Adat. Ini Alasannya.
Tapi, seperti yang dapat dilihat di Ben Mboi, buku biografi gubernur NTT periode 1978-1988 itu, Ben Mboi terlihat sudah mengenakan baju dari kain tenun ikat. Foto yang dipasang di buku itu memperlihatkan Ben Mboi sedang berbicara dengan Mendagri Amir Machmud yang mengenakan batik. Amir Machmud menjadi mendagri selama tiga periode, sejak 1969 hingga 1983.
Priyantono Oemar