REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi sepekan ke depan di saat libur Tahun Baru (Nataru) 2023. Dalam sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan selama sepekan ke depan diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer.
Kepala BMKG Dwikorta mengatakan, hingga Ahad (1/1/2023) cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. Cuaca ekstrem ini akibat dari dampak tadi seruak udara dingin dari Tibet dan menguatnya monsun Asia serta masuknya Median Julian Oscillation yaitu arak-arakan awan hujan dari arah Afrika dari Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik, serta labilitas fenomena-fenomena atmosfer di wilayah kepulauan Indonesia.
"BMKG telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat bahkan dapat mencapai ekstrem mulai tanggal 23 (Desember) hingga 1 Januari 2023 untuk beberapa wilayah, khususnya wilayah Jawa Barat saat ini potensinya masih hujan sedang, ringan hingga sedang, mencapai 50mm per hari" ujar Dwikorita dalam keterangan, Senin (26/12/2022).
Ia juga menambahkan, ada beberapa titik di wilayah Tol Trans Jawa yang berpotensi banjir. Wilayah tersebut adalah Tol Cipali KM 136, KM 151 dan ruas jembatan Cipunegara di daerah Subang. Dwikorita juga menyampaikan imbauan menghadapi perkembangan cuaca yang dinamis saat ini.
“Jangan merusak lingkungan ya, hati-hati dan peringatan dini cuaca ekstrem. Segera menjauh dari lokasi yang rawan, misalnya sungai bantaran sungai dari lereng-lereng yang rawan longsor ya, dan potensi angin kencang juga masih dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga segera mencari perlindungan bila ada peringatan dini cuaca ekstrem,” kata Dwikorita.
Berdasarkan prediksi akumulasi curah hujan pada Selasa (27/12/2022) hingga Rabu (28/12/2022) di sebagian wilayah Sumatera secara umum cerah berawan hingga berpotensi hujan, namun Riau, Sumatera Barat berpotensi hujan sedang, sedangkan Aceh, Sumatera Utara berpotensi hujan lebat.
Untuk di wilayah Jawa secara umum cerah berawan hingga berpotensi hujan ringan. Namun, untuk wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Jawa Barat berpotensi hujan sedang.
Untuk Bali, NTB dan NTT secara umum hujan sedang. BMKG juga memberikan peringatan dini adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat di sebagian besar wilayah bali hingga Rabu (28/12/2022).
"Untuk sebagian besar Kalimantan dan Sulawesi cerah berawan hingga berpotensi hujan ringan. Kecuali Sulawesi Selatan yang diprakirakan berpotensi hujan lebat."
Untuk wilayah timur Indonesia Maluku Utara dam Papua Barat diprakirakan secara umum berawan hingga berpotensi hujan ringan dan sedang. Sementara untuk wilayah Papua, diprakirakan berpotensi hujan lebat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto juga sudah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk selalu waspada dengan risiko bencana saat sedang berlibur selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. Karena, bencana bisa datang setiap saat dalam waktu yang singkat.
"Boleh saja berwisata boleh saja berlibur, tetapi lihat cuaca ya, lihat kondisi jangan maksa kalau sudah hujan ya berhenti, kalau berada di kerendahan lari ke tempat ketinggian, kaalau di tempat yang sempit sembunyi di tempat yang terbuka. Termasuk juga yang tinggal di lembah jika hujan berturut-turut ya sementara tinggalkan rumahnya sementara dan mengungsi ke tetangganya yang kebetulan mempunyai rumah atau tempat yang aman," tutur Suharyanto dalam konferensi pers, Selasa (27/12/2022).
Baca juga : Hujan Ekstrem dan Badai Dahsyat Berpotensi Terjadi di Banten
Suharyanto menyampaikan, pihaknya telah melakukan antisipasi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi selama libur Natal dan Tahun Baru 2023. Salah satunya, antisipasi banjir di aliran sungai Sukanagara, Jawa Barat yang menjadi salah satu jalur mudik Natal dan Tahun Baru 2023.
"Mengantisipasi cuaca ekstrem khususnya hujan yang cukup deras, untuk Jawa Barat di daerah aliran sungai Sukanagara ada tiga Kabupaten Subang, Indramayu dan Sumedang, kami berkoordinasi dengan BMKG, Menteri Perhubungan, BRIN untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) karena di sana ada potensi hujan deras dan bisa banjir menggenang dan mengganggu mudik tahun baru," kata Suharyanto.
"Mudah-mudahan nanti pada saat menjelang tahun baru di mana ada arus mudik bisa aman," sambungnya.
Baca juga : Kepala BNPB: Risiko Bencana di DKI Cukup Tinggi