Rabu 28 Dec 2022 03:21 WIB

Tafsir Surat Fussilat Ayat 5: Pengakuan Orang Musyrik di Zaman Nabi Muhammad SAW

Ayat tersebut mengandung arti penolakan orang musyrik Makkah terhadap Alquran.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Umat muslim berziarah di bukit Ar Ruhmah sekitar Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi, Ahad (23/10/2022). Tafsir Surat Fussilat Ayat 5: Pengakuan Orang Musyrik di Zaman Nabi Muhammad SAW
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Umat muslim berziarah di bukit Ar Ruhmah sekitar Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi, Ahad (23/10/2022). Tafsir Surat Fussilat Ayat 5: Pengakuan Orang Musyrik di Zaman Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menceritakan pengakuan orang musyrik di zaman Nabi Muhammad SAW. Mereka mengaku hati dan pikirannya telah terkunci dan telinganya tersumbat sehingga tidak dapat mendengar apapun yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Hal ini dijelaskan dalam Surat Fussilat Ayat 5 dan tafsirnya.

وَقَالُوْا قُلُوْبُنَا فِيْٓ اَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدْعُوْنَآ اِلَيْهِ وَفِيْٓ اٰذَانِنَا وَقْرٌ وَّمِنْۢ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ اِنَّنَا عٰمِلُوْنَ

Baca Juga

Mereka berkata, “Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau serukan kepada kami. Dalam telinga kami ada penyumbat dan di antara kami dan engkau ada tabir. Oleh sebab itu, lakukanlah (apa yang kamu sukai). Sesungguhnya kami akan melakukan (apa yang kami sukai).” (QS Fussilat: 5)

Ayat tersebut mengandung arti penolakan dan keberpalingan orang-orang musyrik Makkah terhadap Alquran itu mereka nyatakan dalam bentuk pengakuan langsung. Mereka orang-orang musyrik Makah itu, berkata, “Hati dan akal pikiran kami sudah tertutup dan terkunci rapat dari apa yang engkau seru kami kepadanya, dan telinga kami sudah tersumbat sehingga kami tidak dapat mendengar apapun yang engkau sampaikan, dan di antara kami dan engkau ada dinding pembatas yang sangat tebal. Oleh karena itu, lakukanlah apa yang sesuai menurut kehendakmu, dan demikian pula sesungguhnya kami akan melakukan apa yang sesuai menurut kehendak kami.”

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini disebutkan penyebab orang-orang musyrik mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Alquran. Pertama, mereka menyatakan bahwa hati mereka telah tertutup, tidak dapat dimasuki oleh seruan kepada iman, melaksanakan petunjuk-petunjuk Alquran, dan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW

Kedua, mereka menyatakan telinga-telinga mereka telah tersumbat sehingga tidak dapat mendengar seruan Nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat Alquran yang dibacakan kepadanya. Ketiga, mereka mengatakan bahwa antara mereka dan kaum Muslimin ada dinding pemisah yang menghalangi mereka menerima seruan itu.

Sebagian ahli tafsir berpendapat yang diterangkan ayat ini merupakan gambaran keadaan orang-orang musyrik yang jiwa dan hati mereka tidak dapat lagi memahami seruan Rasulullah SAW dan tidak mau mengikuti petunjuk Alquran.

Hati mereka diserupakan dengan benda yang terletak dalam suatu tempat yang tertutup, telinga mereka diserupakan dengan telinga orang tuli yang tidak dapat mendengar sesuatu, dan keadaan mereka diserupakan dengan orang yang berdiri di samping dinding tebal dan tinggi sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi di balik dinding itu.

Karena seruan tidak berfaedah sedikit pun bagi orang-orang musyrik, mereka disuruh melakukan segala yang mereka inginkan, termasuk usaha tipu daya, menyiksa dan menyakiti orang-orang yang beriman, menjauhkan manusia dari Nabi Muhammad SAW, dan menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Akan tetapi, Allah akan menjaga kaum Muslimin dari tindakan mereka.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement