REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (28/12/2022) mengungkapkan strategi Indo-Pasifiknya. Fokus yang dibawa Korsel untuk kawasan Indo-Pasifik adalah mempromosikan kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran melalui pembentukan tatanan berbasis aturan dan kerja sama hak asasi manusia.
Dalam laporan akhir tentang strategi tersebut, pemerintah Yoon Suk-yeol mengatakan akan mengejar sembilan langkah dalam upaya untuk memenuhi visinya untuk kawasan Indo-Pasifik yang bebas, damai, dan sejahtera. Adapun prinsip tersebut harus didasarkan tiga prinsip kerja sama yaitu inklusivitas, kepercayaan, dan timbal balik.
Seperti dilansir kantor berita Yonhap News Agency, Rabu, kesembilan strategi tersebut antara lain membangun tatanan daerah berdasarkan norma dan aturan, bekerja sama untuk mempromosikan supremasi hukum dan hak asasi manusia, memperkuat upaya nonproliferasi dan kontraterorisme di seluruh kawasan, dan memperluas kerja sama keamanan yang komprehensif.
Kemudian, laporan mencatat strategi lain diantaranya membangun jaringan keamanan ekonomi, memperkuat kerja sama dalam bidang kritis sains dan teknologi serta menutup kesenjangan digital, memimpin kerja sama regional dalam perubahan iklim dan ketahanan energi, terlibat dalam "diplomasi kontributif" melalui kemitraan kerja sama pembangunan yang disesuaikan, dan mempromosikan saling pengertian dan pertukaran.
Laporan dari kantor kepresidenan Korsel juga mengatakan bahwa strategi tersebut memproyeksikan nilai-nilai kebebasan dan solidaritas. Ini pun merupakan nilai-nilai yang ditekankan oleh Presiden Yoon Suk-yeol selama pidato pelantikannya dan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB untuk kawasan Indo-Pasifik.
"Strategi Indo-Pasifik pemerintah Yoon Suk-yeol akan menjadi tonggak sejarah dalam mengamankan nilai-nilai dan kepentingan nasional yang diupayakan oleh Republik Korea dan dalam memperluas cakrawala kebijakan luar negeri kita di kawasan Indo-Pasifik yang kepentingan strategisnya semakin meningkat dari hari ke hari," kata kantor kepresidenan Korsel.
Laporan akhir muncul sekitar sebulan setelah Yoon mengumumkan garis besar dasar strategi selama pertemuan puncak dengan para pemimpin Asia Tenggara di Kamboja. Ini adalah strategi regional komprehensif pertama Korsel dan merangkum komitmen negara untuk memperluas ruang diplomatik dan meningkatkan peran dan kontribusinya ke kawasan sejalan dengan peningkatan status dan harapan dari komunitas internasional.
Strategi tersebut secara luas dianggap sebagai sinyal keselarasan Seoul dengan Washington di wilayah yang menjadi titik panas persaingan AS-Cina yang semakin intensif. Meski demikian, kantor kepresidenan Korsel membantah strategi tersebut berusaha untuk mengecualikan atau membatasi negara tertentu.
"Dengan Cina, mitra utama untuk mencapai kemakmuran dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik, kami akan membina hubungan yang lebih sehat dan lebih matang saat kami mengejar kepentingan bersama berdasarkan rasa saling menghormati dan timbal balik, dipandu oleh norma dan aturan internasional" kata kantor kepresidenan.