REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- PT Pertamina (Persero) hingga kini belum bisa mengirimkan pasokan BBM jenis Pertalite maupun Biosolar ke Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menyusul cuaca belum mendukung karena gelombang tinggi.
"Rencananya Pertalite yang hendak kami kirim sebanyak 40 kiloliter serta Biosolar sebanyak 95 kiloliter," kata Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho di Jepara, Kamis (29/12/2022).
Bahkan, kata dia, kapal sudah memuat kedua jenis BBM tersebut dan siap berlayar dari Semarang menuju SPBU Karimunjawa. Hanya saja, imbuh dia, pengiriman BBM jenis Pertalite dan Biosolar masih menunggu cuaca membaik, sedangkan cuaca hari ini, Kamis (29/12/2022) belum mendukung pengiriman ke Karimunjawa.
"Tentunya kami terus memantau dan memonitor kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi di Laut Jawa," ujarnya.
Selain itu, imbuh dia, PT Pertamina juga senantiasa berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai kondisi cuaca serta izin berlayar dengan tetap mengutamakan keselamatan berlayar. Ia mengakui stok Pertalite dan Biosolar memang menipis. Sedangkan untuk stok Dexlite di SPBU Karimunjawa terpantau sebanyak 2,6 kiloliter.
Permintaan Pertalite di Karimunjawa setiap harinya sebanyak 1.900 liter, sedangkan solar sebanyak 3.800 liter dan Dexlite sebanyak 37 liter per harinya.Warga Karimunjawa sendiri merasakan stok Pertalite menipis sejak Kamis (23/12/2022), sedangkan pada Ahad (26/12/2022) benar-benar habis.
Sedangkan mobilitas masyarakat menggantungkan pada stok BBM jenis lain, seperti Dexlite serta warga yang masih memiliki stok Pertalite di kendaraan juga masih bisa melakukan aktivitas harian.
Habisnya stok Pertalite di Kecamatan Karimunjawa, disebabkan karena memasuki musim baratan yang ditandai dengan gelombang tinggi di laut. Kondisi demikian, mengakibatkan penghentian semua aktivitas di laut karena tidak aman.
Bahkan, aktivitas penyeberangan ke Pulau Karimunjawa mulai terhenti sejak 23 Desember 2022 karena cuaca laut tidak mendukung. Akibatnya, ratusan wisatawan tertahan di pulau terluar di Kabupaten Jepara itu dan baru bisa diseberangkan dengan bantuan KM Kelimutu pada Selasa (27/12/2022) malam.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, perairan laut selatan Jawa Tengah pada hari ini, Kamis (29/12/2022) masih mengalami gelombang tinggi.