Pemain tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengungkapkan bahwa kekalahan di Kejuaraan Dunia 2022 merupakan momen terbaik bagi dia dari seluruh turnamen yang diikuti pada tahun ini.
Jonatan mempunyai pandangan bahwa momen terbaik tidak melulu soal kemenangan atau podium juara. Kekalahan dia atas tunggal putra Taiwan Chou Tien Chen pada perempat final Kejuaraan Dunia 2022 di Tokyo pada Agustus lalu justru dikenang Jonatan sebagai pengalaman berharga karena dia merasa penampilannya mengalami peningkatan.
?Saya kira (momen terbaik) adalah ketika saya bertanding melawan Chou di Kejuaraan Dunia,? ujar Jonatan dikutip dari laman resmi BWF.
?Hasilnya memang buruk. Tapi jika kita lihat dari sudut pandang lain, itu adalah momen terbaik saya dan saya mengalami peningkatan,? katanya.
?Jika Anda bertanya kepada saya soal penampilan terbaik saya, itu tidak selalu tentang hasil. Itulah momen terbaik saya,? ujar dia menambahkan.
Pada Kejuaraan Dunia 2022, Jonatan harus melalui laga tiga gim berdurasi 1 jam 11 menit. Meski berhasil mengamankan lima match point, tunggal putra Indonesia itu pada akhirnya harus takluk 21-14, 11-21, 20-22 kepada Chou.
Jonatan mengawali tahun 2022 dengan mencapai tiga final beruntun saat tampil di Swiss Open, Korea Open, dan Kejuaraan Asia. Dari tiga final tersebut, tunggal putra peringkat keempat dunia tersebut hanya sanggup membawa satu gelar juara di Basel, Swiss, yang juga merupakan satu-satunya trofi yang dia bawa dari 17 turnamen yang dia ikuti pada tahun ini.
Jojo, sapaan akrab Jonatan, menembus final Korea Open 2022 namun kalah 21-12, 19-21, 15-21 dari wakil China Weng Hong Yang.
Di Kejuaraan Asia 2022, Jojo juga harus puas menjadi runner-up setelah takluk di tangan wakil Malaysia Lee Zii Jia dengan skor 17-21, 21-23.