REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter menutup kantornya di Seattle, Amerika Serikat (AS) dan meminta para karyawan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Kebijakan ini diterapkan karena perusahaan terus memangkas biaya di bawah kepemimpinan CEO baru Elon Musk.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, langkah itu dilakukan saat Twitter menghadapi penggusuran dari Seattle's Century Square Tower sejak perusahaan berhenti membayar sewa. Sementara itu, menurut email yang dikirim, karyawan yang bekerja di kantor Seattle telah diminta bekerja dari jarak jauh.
Ini membuat Twitter kemungkinan saat ini hanya memiliki kantor di New York City dan San Francisco. Namun, perusahaan juga dilaporkan melewatkan sewa di kantor pusatnya di Bay Area. Menurut laporan Times, perusahaan telah menghentikan layanan kebersihan dan keamanan di kantor Seattle yang membuat beberapa karyawan membawa tisu toilet sendiri ke tempat kerja.
Dikutip New York Post, Jumat (30/12/2022), pada bulan November, 208 pekerja di kantor Seattle kehilangan pekerjaan mereka setelah Musk memangkas setengah dari 7.500 tenaga kerja Twitter. Sejak Musk mengakuisisi Twitter seharga 44 miliar dolar AS, tenaga kerjanya dipangkas sebesar 75 persen. Musk mengatakan awal bulan ini dia berencana untuk mundur sebagai CEO jika dia sudah menemukan orang yang tepat untuk menggantikannya.