Jumat 30 Dec 2022 20:06 WIB

Bulog: Stok Beras Cukup untuk Kebutuhan Selama Nataru

Sampai dengan hari ini BULOG sudah menggelontorkan sebanyak 1,26 juta ton beras OP

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas Bulog mengecek kualitas dan ketersediaan stok beras (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Petugas Bulog mengecek kualitas dan ketersediaan stok beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto memastikan ketersediaan stok pangan yang dimiliki oleh Bulog dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan penyaluran pada perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.

Suyamto dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (30/12/2022) mengatakan Bulog mampu mengatasi kebutuhan lonjakan permintaan pangan sekaligus meminta seluruh jajaran Bulog mewaspadai lonjakan tersebut baik selama Nataru maupun kondisi tak terduga lainnya sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Baca Juga

“Tidak ada masalah, kami jamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat melalui kegiatan Operasi Pasar walau sedikit ada tambahan permintaan saat Nataru. Memang pada Desember ini realisasi penyaluran beras Operasi Pasar sedikit mengalami peningkatan,” kata Suyamto.

Selama bulan Desember Bulog mencatat sudah menyalurkan beras Operasi Pasar sebanyak 220 ribu ton (per tanggal 30 Desember), angka ini paling tinggi jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Adapun total dari Januari sampai dengan hari ini BULOG sudah menggelontorkan sebanyak 1,26 juta ton beras Operasi Pasar untuk meredam gejolak harga beras di pasar.

“Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi sekarang dan kami akan terus membanjiri pasar dengan kekuatan stok CBP yang saat ini Bulog kuasai," kata Suyamto.

Ia mengatakan, kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras sebesar 500 ribu ton melalui Bulog semakin memperkuat stock Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan dipastikan memberikan dampak untuk menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan CBP terpenuhi, maka berapapun permintaan operasi pasar bisa dipenuhi sehingga harga beras di pasaran akan terkendali

Sebanyak 200 ribu ton dari kuota 500 ribu ton jumlah beras impor sudah keluar dari negara asal dan saat ini sedang proses pembongkaran di beberapa pelabuhan di Indonesia. Memang ada kendala karena ombak dan curah hujan tinggi sehingga sebagian kecil kapal beras impor ini ada yang belum berlabuh.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement