Ahad 01 Jan 2023 14:18 WIB

Dua Juta Ton FABA Dimanfaatkan untuk Masyarakat

FABA diolah jadi bahan baku pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Proses pengolahan flay ash dan bottom ash (FABA) menjadi berbagai bahan bangunan bermanfaat di PLTU Tanjung Jati B, di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Selain untuk bahan paving block dan batako, limbah sisa pembakaran batubara yang berbahaya ini juga dijadikan bahan untuk memproduksi tetrapod/ waterbreaker.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Proses pengolahan flay ash dan bottom ash (FABA) menjadi berbagai bahan bangunan bermanfaat di PLTU Tanjung Jati B, di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Selain untuk bahan paving block dan batako, limbah sisa pembakaran batubara yang berbahaya ini juga dijadikan bahan untuk memproduksi tetrapod/ waterbreaker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) mengolah sisa abu pembakaran batubara atau disebut Fly Ash Bottom Ash (FABA) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi bahan baku infrastruktur yang bisa digunakan oleh masyarakat. Sepanjang 2022 hingga bulan November total pemanfaatan FABA mencapai 2,06 juta ton.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, pemanfaatan FABA merupakan bukti nyata dari PLN mengolah sisa dari operasional pembangkit, tidak hanya menjadi sampah tetapi menjadi katalis penggerak roda ekonomi masyarakat di sekitar PLTU. PLN mengolah FABA menjadi bahan baku pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi.

"FABA berhasil menciptakan roda ekonomi berbasis kerakyatan yang baru, menjadi bisnis baru, kawasan wisata baru, wisatawan berdatangan, ekonomi bergerak, dan perempuan juga kami libatkan menjadi pengelola wisata," ujar Darmawan dalam keterangan pers, Ahad (1/1/2023).

Pemanfaatan FABA terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak 2019. Sampai dengan November 2022, PLN Group telah memanfaatkan FABA sebanyak 2,06 juta ton, naik 134,6 persen dari kumulatif akhir tahun 2021 atau 878 ribu ton. total FABA ini diperoleh dari 47 PLTU dari seluruh Indonesia.

Dari jumlah tersebut, telah dibangun 19,36 km jalan beton, 314.308 untuk stabilisasi lahan, 157 unit rumah FABA, 1.860.941 pieces Paving Batako, 300 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) serta 600 pieces Tetrapod. Menurutnya, kini seluruh pembangkit PLN menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.

"Sehingga hadirnya pembangkit PLN tak hanya bisa menjadi sumber listrik tetapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi di masyarakat," kata Darmawan.

FABA dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat, UMKM hingga instansi menyusul telah dikategorikannya FABA sebagai limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). PLN membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi di antaranya sebagai campuran dalam industri konstruksi dan infrastruktur.

Upaya yang dilakukan PLN ini merupakan komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. "PLN terbuka kepada masyarakat yang ingin ikut serta memanfaatkan FABA karena ini bukanlah limbah B3, sehingga dapat diolah dan memberikan banyak manfaat," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement