Senin 02 Jan 2023 21:05 WIB

Ribuan Pelayat Beri Penghormatan Terakhir ke Mendiang Paus Benediktus XVI

Pengamanan di sekitar Basilika Santo Petrus sangat ketat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Paus Benediktus XVI melambai kepada para peziarah pada akhir Misa kepausan di lapangan Islinger di Regensburg, Jerman selatan, pada 12 September 2006.
Foto: AP/Markus Schreiber
Paus Benediktus XVI melambai kepada para peziarah pada akhir Misa kepausan di lapangan Islinger di Regensburg, Jerman selatan, pada 12 September 2006.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Puluhan ribu orang berbondong-bondong memenuhi Basilika Santo Petrus pada Senin (2/1/2023) untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang mantan Paus Benediktus XVI. Benediktus meninggal pada Sabtu (31/12) dalam usia 95 tahun di sebuah biara terpencil di Vatikan, yang menjadi tempat tinggalnya sejak mengundurkan diri pada 2013.

 "Saya merasa dia seperti kakek bagi kami," ujar seorang pelayat Veronica Siegal (16 tahun), siswa sekolah menengah Katolik dari Baton Rouge, Louisiana, yang berada di Roma untuk program studi agama.

Baca Juga

Siegal mengatakan, dia telah membaca salah satu buku Benediktus tentang Yesus untuk studinya. Seorang pelayat lainnya, Molly Foley (16 tahun) dari Atlanta, Georgia menyakini Benediktus berada di tempat yang lebih baik. "Saya tahu dia berada di tempat yang lebih baik karena dia orang suci dan dia memimpin dengan sangat baik," kata Foley.

Pengamanan di sekitar Basilika Santo Petrus sangat ketat. Pelayat melewati beberapa titik pemeriksaan sebelum memasuki basilika.  Banyak yang berhenti untuk berdoa setelah melihat jenazah atau tetap menghadiri misa di kapel.

Sebelum Gereja dibuka untuk umum, Presiden Italia Sergio Mattarella dan Perdana Menteri Georgia Meloni hadir untuk memberikan penghormatan. Ajudan terdekat Benediktus, Uskup Agung Georg Ganswein, duduk di bangku pertama di samping jenazah bersama keluarga Benediktus dan petugas medis yang merawatnya di hari-hari terakhirnya. 

"Saya harus datang," kata Sri, seorang wanita yang berkunjung dari Jakarta, Indonesia, kepada Reuters.  "Dia adalah paus dan saya seorang Katolik," katanya.

Benediktus akan disemayamkan sampai Rabu (4/1) malam. Pemakamannya diadakan pada Kamis (5/1) di Lapangan Santo Petrus dan dipimpin Paus Fransiskus.  Vatikan mengatakan, itu akan menjadi upacara yang sederhana, khusyuk, dan tenang sesuai keinginan Benediktus. 

Jenazah Benediktus, yang mengenakan jubah liturgi merah dan emas ditempatkan di mimbar sederhana. Dua orang Garda Swiss berdiri tegak di kedua sisi jenazah. Tidak ada lambang kepausan atau tanda kebesaran, seperti tongkat uskup, tongkat perak dengan salib, atau pallium di sekitar jenazah Benediktus.

Sebelumnya lambang kepausan berada di tubuh Paus Yohanes Paulus ketika disemayamkan pada 2005. Tidak diketahui apakah salib pastoral atau barang-barang lain yang digunakan Benediktus akan dikuburkan bersamanya.

Juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan, Benediktus akan dimakamkan sesuai dengan keinginannya di tempat yang sama di ruang bawah tanah, di bawah Basilika Santo Petrus. Itu adalah tempat Paus Yohanes Paulus II awalnya dikebumikan pada 2005 sebelum jasadnya dipindahkan ke sebuah kapel di basilika pada 2011. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement