Rabu 04 Jan 2023 12:35 WIB

14 ASN UIN Alauddin Terima Penghargaan Satyalancana Karya Satya

Satyalancana Karya Satya diberikan sebagai apresiasi atas kinerja ASN.

ASN Kemenag menghadiri acara HAB. Sebagian dari mereka mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya Satya.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
ASN Kemenag menghadiri acara HAB. Sebagian dari mereka mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya Satya.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebanyak 14 Aparatur Sipil Negara (ASN) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menerima Penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI Joko Widodo.

Sebanyak 14 ASN penerima Satyalancana Karya Satya itu dinilai dari sisi pengabdian yaitu, enam ASN di antaranya telah mengabdi selama 30 tahun, tujuh ASN atas pengabdian selama 20 tahun dan satu ASN atas pengabdian selama 10 tahun.

"Saya ucapkan selamat kepada para penerima penghargaan. Semoga penghargaan tersebut semakin meningkatkan kinerja dan menambah kebanggaan, sebagai bagian dari korps Kemenag," ujar Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis dalam keterangannya di Makassar, Rabu (4/1).

Penghargaan itu diberikan sebagai apresiasi atas kinerja ASN yang dinilai memiliki kesetiaan, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan serta pengabdian saat bekerja dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Prof Hamdan Juhannis, penghargaan tersebut merupakan sebuah kebanggaan sekaligus tantangan bagi ASN untuk terus meningkatkan kualitas kerjanya.

Di sisi lain, pemberian penghargaan mampu memotivasi ASN lain untuk meningkatkan profesionalitas, baik dalam memberikan pelayanan maupun berkarya membangun UIN Alauddin Makassar menjadi lebih maju.

"Penerima penghargaan harus menjadi tauladan bagi orang lain, mampu mentransformasikan ilmu serta pengalamannya kepada rekan-rekan yang lain sehingga mereka bisa mencontoh dan mampu meraih prestasi dan kinerja terbaik seperti mereka,? jelasnya.

Lebih jauh, Prof Hamdan Juhannis juga telah menyerahkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Tahun Anggaran (TA) 2023.

Ia mengimbau pelaksana anggaran segera melaksanakan program secepatnya termasuk yangbersumber dari dana BOPTN.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement