Kamis 05 Jan 2023 12:30 WIB

Biden Khawatir Dengan Cara China Atasi Covid-19

Joe Biden khawatir dengan cara China menangani pandemi Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden khawatir dengan cara China menangani pandemi Covid-19
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden khawatir dengan cara China menangani pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden khawatir dengan cara China menangani pandemi Covid-19, Kamis (5/1/2023). China tidak memberi data yang akurat mengenai situasi Covid-19 di sana.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta ilmuwan China memberikan informasi lebih rinci mengenai evolusi virus Covid-19. WHO mengundang ilmuwan China untuk memaparkan data pengurutan virus dalam pertemuan dengan rapat penasihat teknis mereka, Rabu (4/2/2023).

Baca Juga

WHO juga meminta China membagikan data rawat inap, kematian dan vaksinasi Covid-19. Usai rapat juru bicara WHO mengatakan akan berkomunikasi Sebelumnya juru bicara mengatakan WHO meminta "diskusi detail" tentang penyebaran virus korona di China dan seluruh dunia.

Pada 7 Desember lalu China mengubah kebijakan pengendalian penyebaran Covid-19 serta akurasi data infeksi dan kematian. Pakar kesehatan internasional tidak yakin dengan data terbaru yang diberikan pemerintah China.

Kementerian Luar Negeri China melabelkan larangan masuk yang diterapkan sejumlah negara pada warga negara Cina "tidak masuk akal." Kementerian mengatakan dasar ilmiah kebijakan itu "lemah."

"Kami bersedia untuk meningkatkan komunikasi dengan dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning di Beijing.

"Namun kami dengan tegas menolak upaya manipulasi pencegahan pandemi dan langkah pengendalian untuk tujuan politik," tambahnya.

WHO meminta pejabat kesehatan pemerintah China rutin berbagi informasi spesifik dan langsung tentang penyebaran virus corona. Sementara pejabat Dewan Keamanan Nasional AS tidak bersedia memberikan komentar soal pertemuan WHO dan China tapi mendukung seruan WHO untuk informasi yang lebih lengkap.

"Pejabat dan pakar kesehatan masyarakat, termasuk di Amerika Serikat sudah menegaskan penting bagi Republik Rakyat China (RRC) membagikan data epidemiologi dan pengurutan genom virus yang cukup dan transparan," kata pejabat itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement