REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gianluca Vialli ingin mengucapkan selamat tinggal kepada mantan rekan setimnya di Sampdoria hanya beberapa hari sebelum kematiannya, ungkap Beppe Dossena. Vialli, Dossena, Roberto Mancini dan Attilio Lombardo adalah bagian dari skuaD legendaris IL Samp yang memenangkan satu-satunya gelar Serie A mereka pada 1990-91, Piala Winners, tiga trofi Coppa Italia, Piala Super Italia, dan mencapai Piala Eropa (sekarang Liga Champions).
Pada pertengahan Desember, Vialli terbang dari rumahnya di London ke Genoa, tempat rekan-rekannya berkumpul untuk presentasi film dokumenter tentang pasukan Samp masa lalu. "Dia ingin melihat kami bersama lagi," kata Dossena kepada surat kabar Corriere della Sera, dikutip dari Football Italia, Sabtu (7/1/2023).
“Itu adalah sebuah perayaan, dengan cara Luca mengucapkan selamat tinggal. Kami semua senang, tetapi kemudian saya melihat Luca dan dipenuhi dengan kesedihan. Dia sangat kurus, berjuang untuk berjalan. Tidak ada yang menyebutkan penyakitnya, tetapi saya tahu dia berjuang melawan rasa sakit fisik sehingga dia bisa bersama kami untuk terakhir kalinya, dengan pasukan Samp yang sangat dia cintai."
Dossena mengatakan, Vialli hampir tidak bisa berdiri. Menurut Dossena, Vialli tahu bahwa dia akan mengucapkan selamat tinggal kepada rekan-rekannya untuk terakhir kalinya, tetapi masih tidak berniat menyerah.
"Setelah beberapa hari, dia kembali ke London dan dirawat di rumah sakit,” ujar Dossena.
Vialli meninggal dunia di London pada 6 Januari, pada usia 58 tahun, beberapa tahun setelah dia pertama kali didiagnosis menderita kanker pankreas.
“Attilio Lombardo memberi saya kabar terbaru setiap hari, tetapi meski tahu itu hanya hitungan hari, Anda tetap tidak pernah siap ketika itu terjadi,” lanjut mantan gelandang Dossena.
“Saya bersama Attilio ketika kami menerima pesan itu dan kami menangis. Anda melihat seumur hidup berlalu di depan mata Anda, mengingat seribu situasi bersama. Kesedihan memang egois, karena Anda ingin orang-orang tetap bersama Anda bahkan saat mereka kesakitan," kata dia.
Menurut Dossena, Vialli belakangan sangat kesakitan. Ia mengharapkan rekan-rekan dan orang-orang dekat Vialli harus menemukan kedamaian dalam gagasan bahwa sang penyerang kini sudah kembali ke Sang Pencipta dengan tenang dan tidak lagi diserang rasa sakit tersebut.