Rabu 11 Jan 2023 15:59 WIB

Sejumlah Sentra Beras Mulai Panen, Harga Gabah Tetap Mahal

Sejumlah sentra produksi beras mulai memasuki masa panen pada awal Januari 2023.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga memanen padi di daerah Gedebage, Kota Bandung, Selasa (3/1/2023). Sejumlah sentra produksi beras mulai memasuki masa panen pada awal Januari 2023.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga memanen padi di daerah Gedebage, Kota Bandung, Selasa (3/1/2023). Sejumlah sentra produksi beras mulai memasuki masa panen pada awal Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah sentra produksi beras mulai memasuki masa panen pada awal Januari 2023. Kendati demikian, tren harga gabah tetap lebih tinggi dari biasanya. Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia (API) Nuruddin menuturkan, wilayah sentra di Jawa akan menjadi wilayah pertama yang memasuki panen pada awal tahun ini.

"Panen sudah mulai seperti di Blitar, lalu di Malang dua pekan lagi, di Tuban sepekan lagi. Wilayah Jawa memang duluan karena sejak Oktober-November 2022 sudah mulai tanam," kata Nuruddin kepada Republika, Rabu (11/1/2023).

Baca Juga

Hanya saja, meski memasuki musim panen di mana pasokan berlimpah, Nuruddin menuturkan harga gabah justru cukup tinggi hingga Rp 6 ribu per kg gabah kering panen (GKP). Harga itu jauh lebih tinggi dari rata-rata sebelumnya di kisaran Rp 4.500 per kg hingga Rp 5.500 per kg. Harga acuan pemerintah masih sebesar Rp 4.200 per kg.

Nuruddin menuturkan, terdapat fenomena di mana saat ini banyak perusahaan besar yang ikut menyerap gabah dan mampu membeli gabah petani dengan harga yang lebih tinggi. Ia pun berharap agar harga gabah pada musim panen kali ini tidak jatuh imbas melimpahnya produksi.

Sementara itu, Kusnan, salah satu petani padi di Tuban, sekaligus pengurus Serikat Petani Indonesia (SPI) menuturkan, ada empat sentra yang mulai panen yakni Kecamatan Widang, Plumpang, Rengel, dan Soko.

Keempat sentra itu berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo sehingga menghasilkan produktivitas hingga 10 ton per hektare (ha). Sementara daerah lain yang mengandalkan lahan irigasi dan tadah hujan hanya berkisar 6 ton per ha.

Senada dengan Nuruddin, ia menyebut, rata-rata harga gabah di Tuban sudah tembus Rp 6.100 per kg. Namun, Kusnan menjelaskan kenaikan harga gabah itu karena biaya ongkos produksi yang sudah mahal.

"Semua pada naik, dari tenaga kerja, benih, obat-obatan, sewa traktor, dan pupuk non subsidi bahkan subsidi saja masih ada yang jual di atas HET Rp 250 ribu per sak setelah kenaikan BBM," ujar dia.

Kementerian Pertanian juga menyampaikan musim panen padi telah dimulai, seperti di sentra beras Karawang, Jawa Barat dan Pandeglang, Banten. Kementan meyakini pasokan beras melimpah dan berharap Bulog segera melakukan penyerapan hasil panen petani.

Wakil Bupati Karawang, Aep Saepulloh, mengatakan, luas panen padi Kabupaten Karawang pada Januari 18.103 hektare dengan tingkat produktivitasnya mencapai 8 ton per hektare. Adapun, level harga gabah petani cukup menguntungkan antara Rp 6 ribu per kg hingga Rp 6.100 per kg.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement