REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengunjungi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani Kabupaten Badung dan TPST TOSS (Tempat Olah Sampah Sendiri), Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Rabu, (11/1/2023).
Dari kunjungan kerja ini Menteri Siti melihat proses pengolahan sampah di Provinsi Bali telah cukup maju. "Peran Pemerintah Daerah Kabupaten cukup menonjol didukung oleh Pemerintah Pusat, Asosiasi Pengusaha Sampah dan juga dukungan swasta secara terbatas," ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (12/1/2023).
TPST tersebut, sampah yang masuk tercatat 17 ton per hari dengan komposisi 64 persen organik. Hasil olahan sampah TPST tersebut diantaranya menghasilkan kompos untuk keperluan keseharian pupuk dan tanaman, bahan bricket RDF yang dikerjasamakan dengan PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB), sebagai co-firing batubara.
"Masih ada residu ke TPA sekitar 10 persen ini bagian yang harus diintevensi dalam konsepsi penyelesaian sampah secara tuntas," ucapnya.
Dalam kerja incognito ini, pada hari sebelumnya dia juga mengunjungi Bank Sampah Benteng Kreasi Sentul City Recycle Center, Bogor, yang dinobatkan sebagai Bank Sampah Terbaik 2021 lalu.
Melihat kemajuan pengelolaan sampah di Indonesia Menteri Siti berujar penyelesaian strategis persoalan sampah memerlukan kombinasi kerja leadership Pemda/Kepala Daerah, kelompok swadaya masyarakat, dunia usaha, BUMD/swasta, dan itu mulai terlihat semakin massif sejak 2016. "Hal ini terus berkembang dan berbagai inovasi kreatif terutama dari kalangan generasi muda yang juga mulai aktif terlihat," tuturnya.
Menteri Siti bertekad akan memperkuat kolaborasi multistakeholder sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing, untuk menyelesaikan persoalan sampah dari hulu ke hilir. KLHK akan melakukan excercise zero emission, selain zero waste pada 2030.
"Tentu saja berbagai dinamika di lapangan masih menantang, dan kita akan bekerja keras untuk menyempurnakan semuanya. Optimis bisa," ucapnya.