REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keparahan gejala kanker meningkat seiring perkembangan penyakitnya. Sayangnya, banyak pasien mengabaikan tanda-tandanya sampai menjadi tak tertahankan. Kelambanan untuk melaporkan gejala sejak dini secara signifikan memperburuk prognosis kanker.
Laporan medis menyatakan, sebagian besar pasien yang didiagnosis pada stadium lanjut melaporkan gejala kelelahan ekstrem. The American Cancer Society menjelaskan bahwa kelelahan adalah kondisi seseorang merasa lelah, lesu, dan tidak bertenaga sampai tak mampu melakukan aktivitas seperti biasanya. Kelelahan ini dapat memengaruhi secara fisik, mental, dan emosional.
Para pasien kanker yang menderita gejala ini sering menggambarkan rasa kelelahan ekstrem berkelanjutan yang membaik dengan istirahat. “Hampir setiap orang dengan kanker stadium lanjut memiliki gejala ini,” kata badan kesehatan tersebut seperti dilansir Express, Jumat (13/1/2023).
Ketika seseorang didiagnosis kanker pada stadium lanjut, kemungkinan besar itu tidak dapat disembuhkan atau dikendalikan secara efisien dengan pengobatan. Pasalnya, tumor akan menyerang jaringan terdekat, kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lain yang jauh.
Pengobatan mungkin masih diberikan dalam upaya untuk mengecilkan tumor, tetapi dokter kadang menilai bahwa risiko pengobatan lebih besar dibandingkan manfaatnya. Perlu dicatat bahwa orang dengan kanker stadium lanjut lebih mungkin mengalami kelelahan dibandingkan pasien pada tahap awal penyakit.
Penyebab utama kelelahan pada pasien kanker adalah gangguan kadar hormon tubuh, yang sering terlihat pada penyakit, seperti kanker payudara dan prostat. Begitu ada lebih banyak sel kanker dalam tubuh, kelelahan dapat menyebabkan penurunan makan dan aktivitas.
Cancer Research UK mengatakan, beberapa kanker membuat zat yang disebut sitokin. Sitokin adalah kelompok protein dalam tubuh yang berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ini dapat menyebabkan kelelahan.
Sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal medis BMC Primary Care mencirikan jenis kelelahan pada pasien kanker stadium akhir sebagai “kelelahan yang tak tertahankan”. Laporan tersebut menyatakan bahwa kelelahan adalah gejala yang lebih sering tak tertahankan, terlihat pada 57 persen pasien yang menerima perawatan paliatif.
Cleveland Clinic menggambarkan kelelahan akibat kanker sebagai lumpuh karena dapat terjadi secara tiba-tiba. “Jenis kelelahan ini tidak bisa dipulihkan dengan tidur, dan ketika Anda tidur cukup sekalipun itu tidak akan membantu. Anda sering merasa lelah secara fisik, emosional, dan mental,” kata Cleveland Clinic.
The American Cancer Society menyatakan, pasien sering menggambarkan kelelahan sebagai perasaan lesu, lunglai, atau lemah, yang mungkin berkurang pada saat tertentu namun kemudian bisa muncul kembali. Di samping kelelahan, pasien sering melaporkan rasa sakit yang tak tertahankan, sesuai laporan di BMC Primary Care. Nyeri pada pasien yang sakit parah sering dicirikan sebagai kronis karena cenderung bertahan lebih lama dibandingkan nyeri yang disebabkan oleh masalah lain.
Pada pasien kanker, nyeri sering kali menimbulkan beberapa komplikasi lain seperti merasa mudah tersinggung, menurunnya nafsu makan, menurunnya konsentrasi, hingga siklus tidur yang buruk.