Ahad 15 Jan 2023 15:09 WIB

Pemicu Eksekusi Mati Mantan Wamenhan Iran, Spionase M16, dan Reaksi Inggris  

Iran mengeksekusi mati mantan Wamenhan atas tuduhan spionase

Rep: Mabruroh, Rizky Jaramaya/ Red: Nashih Nashrullah
Iran memvonis mantan wakil menteri pertahanan Iran, Alireza Akbari, sebagai mata-mata Inggris.
Foto: KHABARONLINE/EPA
Iran memvonis mantan wakil menteri pertahanan Iran, Alireza Akbari, sebagai mata-mata Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN — Mantan wakil menteri pertahanan Iran, Alireza Akbari dieksekusi pada Sabtu (14/1/2023) dini hari. Eksekusi dilakukan beberapa hari setelah ia dijatuhi hukuman mati atas tuduhan mata-mata untuk Inggris. 

Mizan News Agency yang berafiliasi dengan Pengadilan Iran mengatakan dalam sebuah laporan, Akbari yang memiliki kewarganegaraan ganda Iran-Inggris, dieksekusi atas tuduhan "korupsi di bumi" dan "tindakan ekstensif terhadap keamanan internal dan eksternal negara." 

Baca Juga

Lebih lanjut dikatakan, mantan pejabat senior itu melakukan spionase untuk badan intelijen Inggris MI6 dengan imbalan gaji besar dalam mata uang asing. 

Akbari, yang bertugas di kabinet mantan presiden Iran Mohammad Khatami (1997-2005), memata-matai badan intelijen Inggris pada isu-isu yang berkaitan dengan urusan pertahanan dan misil negara, serta sanksi, pembicaraan nuklir, dan isu-isu regional, pernyataan itu ditambahkan. 

Dikatakan pejabat itu bertindak melawan keamanan nasional melalui komunikasinya dengan badan MI6 dan pertemuan di berbagai negara, menambahkan bahwa tindakan dinas mata-mata Inggris, dalam hal ini, menunjukkan "nilai terpidana, pentingnya aksesnya dan kepercayaan musuh padanya." 

Dilansir dari Bernama, Ahad (15/1/2023) Akbari dijatuhi hukuman mati atas tuduhan spionase untuk badan intelijen Inggris awal pekan ini. Departemen Media Kehakiman mengatakan pada hari Rabu, menambahkan bahwa dia adalah salah satu penyusup terpenting MI6 di pusat-pusat sensitif dan strategis negara. 

Disebutkan bahwa, Akbari direkrut layanan MI6 sambil mendapatkan visa dari Kedutaan Besar Inggris di Teheran dan kemudian menjadi pegawai penuh badan tersebut. Penangkapannya terjadi setelah operasi panjang dan berlapis oleh Kementerian Intelijen Iran.

Setelah penangkapannya, sebuah kasus diajukan terhadapnya, yang mengikuti persidangan yang panjang sebelum dia dijatuhi hukuman mati. Bandingnya terhadap hukuman itu ditolak oleh pengadilan tertinggi negara itu. 

Pada Kamis, media pemerintah Iran menyiarkan video yang katanya menunjukkan peran mantan wakil menteri dalam pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran Mohsen Fakhrizadeh pada November 2020, yang pada saat itu Iran menyalahkan Israel. 

Dalam video itu, Akbari mengatakan seorang perwira intelijen Inggris telah meminta informasi darinya tentang Fakhrizadeh, yang juga seorang pejabat senior di Kementerian Pertahanan. 

Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly dalam sambutannya pada Jumat mendesak otoritas Iran untuk tidak mengeksekusi Akbari.

Baca juga: Al-Fatihah Giring Sang Ateis Stijn Ledegen Jadi Mualaf: Islam Agama Paling Murni

Setelah hukuman mati diumumkan pada Rabu, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan mereka mendukung keluarga Akbari dan berulang kali menyampaikan seruannya kepada pihak berwenang Iran. 

"Prioritas kami adalah mengamankan pembebasannya segera dan kami telah mengulangi permintaan kami untuk akses konsuler yang mendesak," katanya. 

Itu terjadi di tengah protes berbulan-bulan di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun saat berada dalam tahanan polisi pada pertengahan September. 

Lebih dari selusin pengunjuk rasa sejauh ini telah dijatuhi hukuman mati, sehubungan dengan protes yang diwarnai kekerasan dan empat pengunjuk rasa telah dieksekusi.

Sementara itu, Pemerintah Inggris pada Sabtu (14/1/2023) menyebut eksekusi oleh Iran terhadap warga negara Inggris-Iran, Ali Reza Akbari sebagai tindakan biadab. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, eksekusi itu merupakan tindakan pengecut dan tidak berperasaan. 

 "Saya terkejut dengan eksekusi warga Inggris-Iran, Ali Reza Akbari di Iran. Ini adalah tindakan tidak berperasaan dan pengecut, yang dilakukan oleh rezim biadab tanpa menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri," ujar Sunak. 

Iran telah mengeksekusi mati Akbari yang pernah bekerja di Kementerian Pertahanan Iran. Teheran tetap melanjutkan eksekusi meski komunitas internasional mengecam vonis hukuman mati tersebut. 

   

 

Sumber: bernama  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement